Sentimen
Undefined (0%)
29 Des 2024 : 20.59
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Seoul

Kasus: kecelakaan

Berusia 15 Tahun, Begini Kondisi Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel

29 Des 2024 : 20.59 Views 31

Espos.id Espos.id

Berusia 15 Tahun, Begini Kondisi Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel

Esposin, SEOUL -- Pesawat Boeing 737-8AS dari maskapai Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) telah berusia 15 tahun 4 bulan.

Dikutip dari situs FlightRadar24, pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 itu teregistrasi dengan kode HL8088. Burung besi ini kali pertama mengudara pada 19 Agustus 2009.

Pada September 2009, pesawat pabrikan Amerika Serikat ini memulai penerbangan bersama Ryanair, maskapai asal Irlandia.

Selanjutnya pada 3 Februari 2017, Boeing 737-8AS itu berpindah tangan ke Jeju Air, maskapai bertiket murah asal Korea Selatan. Pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan pada hari ini efektif melayani penerbangan komersil sejak 10 Februari 2017.

Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 

Pesawat jet Jeju Air yang membawa 181 orang mendekati Bandara Internasional Muan, yang terletak 288 kilometer barat daya Seoul, sekitar pukul 08.54 pagi waktu setempat. Pesawat ini berangkat dari Bangkok, Thailand pada Minggu pukul 001.30 dini hari. 

Pesawat itu menyatakan mayday atau keadaan darurat pada pukul 08.58 pagi, hanya satu menit setelah menara pengawas di bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung atau bird strike yang diduga menjadi penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air, dan berusaha mendarat dari arah berlawanan dengan landasan pacu pada pukul 09.00 pagi.

Tiga menit kemudian pesawat Jeju Air tampak meluncur jatuh dan menabrak dinding pagar tanpa mengeluarkan roda pendaratan. Pesawat itu meluncur tak terkendali sampai akhirnya meledak dan terbakar akibat menabrak dinding beton. 

Sebanyak 179 orang meninggal dalam insiden ini. Mereka terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin. Hanya dua pramugari yang berhasil diselamatkan karena berada di bagian belakang pesawat. 

Peristiwa tragis ini membuat banyak orang mempertanyakan apa penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air. Salah satu spekulasi yang muncul adalah kondisi pesawat yang sudah tua dan tak terawat. Namun, hal itu dibantah oleh manajemen Jeju Air. 

Pernyataan Jeju Air

Head of the Management Support Jeju Air, Song Kyung-hoon, membantah insiden pesawat jatuh di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) terjadi akibat kondisi pesawat yang usianya sudah tua dan tak terawat. 

Song menegaskan, pihaknya selalu merawat armada maskapainya dengan baik. Dia pun mengklaim  kecelakaan itu tidak dapat dikaitkan dengan cacat pesawat atau jadwal penerbangan yang padat.

"Kecelakaan ini bukan karena masalah perawatan. Sama sekali tidak ada kompromi dalam hal perawatan pesawat. Ada beberapa hal yang harus kami selidiki lebih lanjut untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan tersebut. Di Jeju Air, kami mempersiapkan setiap penerbangan secara menyeluruh untuk memastikan perjalanan yang aman," katanya sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Yonhap. 

Song menambahkan, pihaknya tidak pernah mengabaikan pemeliharaan fisik pesawat dan memastikan jadwal penerbangan agar perjalanan penumpang berjalan lancar. 

Berkaitan dengan insiden kali ini, pihak Jeju Air menyebut telah memberikan semua informasi yang diperlukan untuk penyelidikan penyebab pasti kecelakaan pesawat jatuh. 

"Kami telah menyerahkan semua informasi yang diperlukan, termasuk catatan pemeliharaan, kepada Kementerian Perhubungan, sehingga dapat membantu mereka menentukan penyebabnya," imbuh Song. 

Sementara itu, CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permohonan maaf dan bela sungkawa atas insiden kali ini. Sampai saat ini, penyebab pasti kecelakaan pesawat jatuh Jeju Air di Korea Selatan itu masih diselidiki.

"Kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada para penumpang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan itu dan kepada keluarga yang ditinggalkan," kata CEO Jeju Air Kim E-bae.

Berdasarkan hasil analisa sementara, peristiwa tragis itu disebabkan bird strike atau serangan burung dan gangguan mekanis pada mesin pesawat. 

"Saat ini, penyebab pasti kecelakaan tersebut belum dapat dipastikan, dan kami harus menunggu penyelidikan resmi oleh lembaga pemerintah. Apa pun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO," jelas Kim. 

 

Sentimen: neutral (0%)