Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Seoul
Kasus: kecelakaan
Penyebab Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Bird Strike atau Gangguan Mesin?

Esposin, SEOUL -- Penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air yang jatuh dan meledak di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) sampai saat ini masih dalam penyelidikan.
Pihak terkait belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab utama peristiwa tragis tersebut. Apakah bird strike alias serangan burung atau gangguan mekanis pada mesin.
Dilansir dari Yonhap, sejumlah analisis yang berkembang menduga mesin dan rem di kedua sisi pesawat tidak berfungsi, sehingga kecelakaan berakibat fatal.
"Pesawat memiliki beberapa rem, dan jika roda pendaratan tidak berfungsi, mesin penggerak terbalik mengangkat sayap, yang berfungsi sebagai rem udara. Namun, rem tersebut tampaknya tidak berfungsi dalam kasus ini," kata Profesor Choi Kee-young dari Universitas Inha.
Para ahli penerbangan sebagian besar sepakat bahwa roda pendaratan yang tidak dapat dioperasikan merupakan penyebab langsung kecelakaan pesawat Jeju Air yang jatuh di Bandara Muan.
Menurut mereka, bird strike menjadi penyebab paling mungkin dari kegagalan fungsi pendaratan hingga memengaruhi mesin dan sistem hidrolik.
"Jika burung terbang ke mesin, itu dapat merusak mesin dan memengaruhi sistem hidrolik yang terhubung dengannya. Sistem hidrolik menaikkan dan menurunkan roda pendaratan selama lepas landas dan mendarat, dan bagian itu mungkin telah rusak," kata Kim Kyu-wang, Direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Hanseo.
Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa kegagalan satu mesin akibat tabrakan burung tidak mungkin mengakibatkan hasil yang mengerikan seperti itu.
Mereka mencatat bahwa meskipun satu mesin rusak akibat tabrakan burung, mesin kedua dapat menggerakkan roda pendaratan, yang menunjukkan kemungkinan adanya masalah sistemik tambahan.
"Saat mendarat dengan posisi perut, pesawat harus memperlambat lajunya dengan menciptakan lebih banyak hambatan pada sayap, tetapi hal ini tidak terlihat dalam video. Dugaan saya, kedua mesinnya rusak. Jika kedua mesin rusak, seluruh pesawat akan jatuh dan perintah pilot tidak dapat disampaikan," kata profesor Choi.
Para ahli meminta penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah kecelakaan pesawat Jeju Air yang jatuh itu disebabkan oleh bird strike, cacat badan pesawat, atau buruknya perawatan.
"Kami perlu menganalisis penyebabnya, tetapi sangat tidak biasa jika ketiga roda pendaratan gagal digunakan. "Sulit untuk menyimpulkan bahwa tabrakan dengan burung saja yang menjadi penyebabnya. Kita juga perlu memeriksa apakah pesawat itu memiliki cacat bawaan," kata Kim In-gyu, Direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Dirgantara Korea.
Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air
Pesawat jet Jeju Air yang membawa 181 orang mendekati Bandara Internasional Muan, yang terletak 288 kilometer barat daya Seoul, sekitar pukul 08.54 pagi waktu setempat. Pesawat ini berangkat dari Bangkok, Thailand pada Minggu pukul 001.30 dini hari.
Pesawat itu menyatakan mayday atau keadaan darurat pada pukul 08.58 pagi, hanya satu menit setelah menara pengawas di bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung atau bird strike yang diduga menjadi penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air, dan berusaha mendarat dari arah berlawanan dengan landasan pacu pada pukul 09.00 pagi.
Tiga menit kemudian pesawat Jeju Air tampak meluncur jatuh dan menabrak dinding pagar tanpa mengeluarkan roda pendaratan. Pesawat itu meluncur tak terkendali sampai akhirnya meledak dan terbakar akibat menabrak dinding beton.
Sebanyak 179 orang meninggal dalam insiden ini. Mereka terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin. Hanya dua pramugari yang berhasil diselamatkan karena berada di bagian belakang pesawat.
Sentimen: neutral (0%)