Sentimen
Negatif (100%)
29 Des 2024 : 18.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Klaten, Sukoharjo

Sinergi Bantu Petani Tangani Serangan Hama Tikus

29 Des 2024 : 18.32 Views 35

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Sinergi Bantu Petani Tangani Serangan Hama Tikus

KRjogja.com - SUKOHARJO - Pemkab Sukoharjo bersama dengan pihak terkait seperti Polri dan TNI bersinergi membantu petani menangani serangan hama tikus. Kebersamaan tersebut dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan daerah. Tanaman padi pada musim tanam I (MT I) diharapkan dapat panen maksimal.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, Minggu (29/12/2024) mengatakan, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memastikan sudah memberikan bantuan dan pendampingan kepada petani dalam menangani serangan hama tikus. Bantuan seperti diberikan dalam bentuk peralatan dan obat untuk membasmi hama tikus.

Pendampingan juga diberikan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dengan menerjunkan penyuluh pertanian. Para penyuluh ini mendampingi petani dalam melakukan pemberantasan hama tikus sekaligus perawatan tanaman padi agar tetap bisa tumbuh hingga panen.

"Pemberantasan hama tikus dilakukan dengan kegiatan gropyokan bersama dari kami Pemkab Sukoharjo bersinergi bersama Polri dan TNI. Dari jajaran Polres dan Kodim 0726 Sukoharjo sudah sangat membantu petani," ujarnya.

Baca Juga: Wamenhub dan Kakorlantas Tinjau Pengamanan Akhir Tahun di Klaten

Bagas menjelaskan keterlibatan jajaran Polri dan TNI sangat penting. Sebab Polres dan Kodim 0726 Sukoharjo memiliki jumlah personel sangat banyak dan tersebar merata disemua desa.

"Dengan sinergi bersama dalam gropyokan tikus ini diharapkan dapat berhasil maksimal mematikan banyak tikus. Dengan demikian maka tanaman padi menjadi lebih akan dan ketahanan pangan terwujud," lanjutnya.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meminta kepada petani dan semua pihak melakukan gropyokan tikus secara kontinyu. Sebab kegiatan rutin tersebut dapat bermanfaat dan mencegah perkembangbiakan tikus dengan cepat.

"Gropyokan tikus tidak hanya sekali saja, tapi tetap digelar secara kontinyu agar hasil lebih maksimal," lanjutnya.

Petani pada musim tanam II (MT II) padi nanti diminta mematuhi pola tanam serempak atau bersamaan. Ketentuan tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya serangan hama tikus yang berdampak pada kerusakan tanaman padi dan mengancam hasil panen. Petani saat ini tetap diminta melakukan perawatan dan memaksimalkan hasil panen padi MT I untuk menambah stok pangan daerah maupun nasional.

Baca Juga: Borobudur Highland Siap Sambut Wisatawan Nataru, Suguhkan Adventure Tourism Glamping hingga Flying Fox di Hutan Pinus

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, mengatakan, serangan hama tikus terjadi pada MT I padi di banyak wilayah. Kondisi tersebut sangat terasa dampaknya bagi petani termasuk mempengaruhi hasil panen padi yang berimbas pada stok pangan daerah.

"Serangan hama tikus pada MT I ini tergolong besar. Penyebabnya karena petani tidak melaksanakan pola tanam serempak. Petani melakukan tanam padi sendiri karena pengaruh ketersediaan air dimana saat awal tanam masih musim kemarau atau menjelang awal musim hujan," ujarnya.

Jigong Sarjanto menjelaskan, petani dalam hal ini mengalami dilema. Sebab disatu sisi diminta mempercepat tanam padi pada MT I untuk menambah stok pangan daerah disaat kondisi masih musim kemarau. Tapi disisi lain dihadapkan masalah serangan hama tikus yang merusak tanaman padi.

Sentimen: negatif (100%)