Sentimen
Mengenal Hernia Inguinal pada Anak, Faktor Pemicu hingga Prosedur Penanganan Medis - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Kesehatan

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangan anggap sepele anak atau bayi yang rewel. Orangtua perlu memberi perhatian khusus pada anak.
Bila melihat adanya bejolan di area tertentu seperti di organ perut segara periksa ke dokter untuk memastikan itu apakah itu hernia inguinal.
Hernia inguinal adalah kondisi di mana sebagian organ dalam perut, biasanya usus, menonjol keluar melalui lubang yang belum menutup di area selangkangan.
Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama bayi laki-laki, dan dapat terlihat sebagai benjolan kecil di area tersebut.
Dalam perkembangan janin bayi laki-laki, ada saluran yang disebut prosesus vaginalis (tonjolan selaput yang berfungsi sebagai jalur bagi perkembangan organ tertentu).
Saluran ini seharusnya menutup sebelum bayi lahir.
Jika saluran tidak menutup sempurna, rongga tersebut memungkinkan organ dalam perut keluar, membentuk hernia inguinal.
Dokter Spesialis Bedah Anak, dr Kozzy, Sp.BA mengatakan, hernia inguinal pada anak umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan.
"Ini terjadi ketika saluran yang menghubungkan rongga perut dan area selangkangan tidak menutup sempurna sebelum lahir sehingga memungkinkan organ perut menonjol keluar," katanya, Kamis (19/12/2024).
Dokter yang berpraktik di Bethsaida Hospital Gading Serpong mengatakan, hernia inguinal biasanya paling sering terjadi pada bayi Baru Lahir dan Balita (0–1 tahun).
"Risiko lebih tinggi pada bayi prematur dan laki-laki, karena proses penutupan prosesus vaginalis tidak menutup sempurna," katanya.
Sedangkan untuk Anak Usia 1–5 Tahun tanda-tanda hernia inguinal semakin jelas terlihat, seperti benjolan di selangkangan saat anak menangis atau mengejan.
"Anak usia sekolah atau usia 6–12 tahun lebih jarang namun tetap bisa terjadi," kata dr Kozzy.
Selain itu, faktor risiko lain meliputi lahir prematur, berat badan lahir rendah, anak laki-laki 6 kali lebih berisiko dan kelainan bawaan lain khususnya kelainan pada dinding perut seperti Gastroschisis dan Omfalokel.
Adapun gejala umum hernia inguinal meliputi benjolan di area selangkangan yang tampak lebih jelas saat anak menangis, batuk, atau mengejan.
"Anak terlihat rewel atau tidak nyaman, terutama saat benjolan terjepit dan jika tidak ditangani, hernia dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan kondisi seperti usus terjepit (hernia strangulata), yang merupakan keadaan darurat medis," katanya.
Bagaimana cara pencegahan? Kozzy mengingatkan orangtua memantau tanda-tanda awal seperti benjolan di selangkangan anak, cegah bayi mengejan berlebihan dengan memastikan pola makan sehat dan mencegah sembelit dan rutin periksa anak lahir prematur.
Hernia inguinal tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan memerlukan tindakan operasi.
"Prosedur ini disebut herniotomi, yaitu operasi untuk mengembalikan organ yang keluar ke posisi semula dan menutup saluran yang terbuka," katanya.
Operasi dilakukan dengan bius umum, melalui sayatan kecil di selangkangan, dokter akan memperbaiki dan menutup area yang lemah.
"Waktu operasi singkat, biasanya 30-45 menit, dengan tingkat keberhasilan sangat tinggi," katanya.
Alternatif lain yaitu dengan metode laparoskopi yakni sayatan lebih kecil dan secara kosmetis lebih baik dibandingkan herniotomi konvensional.
“Orang tua perlu peka terhadap tanda-tanda hernia inguinal. Dengan deteksi dini dan penanganan tepat di fasilitas yang memadai, anak dapat terhindar dari risiko komplikasi dan tumbuh sehat seperti seharusnya,” katanya.
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr Pitono mengatakan kesehatan anak adalah prioritas di Klinik Bedah Anak Bethsaida Hospital.
"Dengan dukungan dokter spesialis berpengalaman di bidang pediatri dan bedah anak, serta fasilitas medis terkini, kami berupaya memberikan penanganan optimal untuk hernia inguinal," katanya.
Sentimen: positif (50%)