Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Klaten
Miris, Bocah SD Positif HIV di Klaten Dibawa Berobat ke Dukun
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, KLATEN – Upaya pegiat penanggulangan HIV/AIDS serta petugas kesehatan untuk mengajak orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berobat tak mudah. Masih ada keluarga yang memilih berobat ke dukun ketimbang dibujuk untuk berobat secara medis.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, Ronny Roekmito, mengonfirmasi hal tersebut. Dia menjelaskan ada keluarga yang menolak ketika ODHA diajak berobat ke rumah sakit.
“Iya betul [ada yang memilih berobat ke dukun]. Kami sudah pendekatan termasuk kami minta bantuan dari jajaran kesehatan, tetapi dari keluarga menolak,” kata Ronny saat ditemui Espos di Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (13/12/2024).
Ronny menjelaskan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) itu seorang anak yang kini masih usia SD. Anak itu tertular dari ibunya karena faktor kehamilan, persalinan atau menyusui. Sebelumnya, ibu dari anak tersebut terkonfirmasi positif HIV. Kini, anak tersebut dirawat kakaknya.
“Kami lakukan pendekatan untuk diberikan obat tetapi tidak mau. Kemarin kami coba berikan bantuan nutrisi juga ditolak. Kami tidak tahu alasannya apa [memilih berobat ke dukun],” jelas Ronny.
Ronny menjelaskan pengobatan rutin menjadi satu-satunya cara untuk menekan virus HIV serta meningkatkan kekebalan tubuh. Pengobatan rutin itu dilakukan dengan terapi meminum obat antiretroviral setiap hari.
“Kalau hasil tes positif, satu-satunya cara harus meminum obat. Karena virus ini tidak bisa hilang tetapi bisa ditekan dengan obat. Kalau minum obat secara rutin risiko menularkan virus ini semakin kecil. Tidak boleh tidak tetap harus terapi ARV. Harus diminum setiap hari. Karena vaksin sampai saat ini belum ditemukan,” jelas Ronny.
Di sisi lain, Ronny mengungkapkan angka temuan kasus HIV/AIDS di Klaten sejak 2007 hingga Oktober 2024 tercatat sebanyak 1.513 orang. Peningkatan tajam terjadi pada temuan kasus kelompok risiko lelaki suka lelaki (LSL). Per Oktober tercatat ada 164 orang terkonfirmasi HIV dari kelompok LSL.
Atas temuan itu, KPA kini gencar menggelar sosialisasi sebagai salah satu upaya pencegahan. Sosialisasi difokuskan pada kelompok remaja agar mereka tak terjerumus masuk dalam kelompok menyimpang terutama LGBT lantaran memiliki risiko tinggi terhadai infeksi HIV/AIDS.
Sentimen: neutral (0%)