Sentimen
Undefined (0%)
14 Des 2024 : 19.46
Informasi Tambahan

BUMN: PDAM

Institusi: UGM

Kasus: stunting

Tokoh Terkait

Panen Air Hujan, Atasi Tengkes

14 Des 2024 : 19.46 Views 32

Espos.id Espos.id Jenis Media: Kolom

Panen Air Hujan, Atasi Tengkes

Tengkes atau stunting adalah masalah kesehatan global yang signifikan, memengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. 

Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. 

Akses ke air bersih adalah aspek fundamental yang dapat secara signifikan mengurangi dampak tengkes. Kecerdasan anak-anak berperan penting dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa. 

Esai ini menyoroti peran penting air bersih dalam mengatasi tengkes dan meningkatkan kecerdasan, dengan fokus khusus Indonesia, serta bagaimana pemerintah menerapkan program sanitasi sekolah yang efektif untuk memastikan masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak bangsa.

Air bukan hanya kebutuhan dasar manusia, tetapi juga komponen kritis dalam memastikan nutrisi dan kesehatan yang baik. Air bersih membantu mencegah penyakit yang ditularkan melalui air yang dapat memperburuk malanutrisi dan tengkes. 

Anak-anak dengan akses ke air bersih cenderung lebih kecil kemungkinan mengalami diare berulang, kondisi yang secara signifikan berkontribusi pada stunting (WHO, 2020). 

Air bersih juga mendukung praktik kebersihan yang lebih baik, mengurangi insiden infeksi yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan (UNICEF, 2018).

Anak-anak menghabiskan sepertiga hingga setengah dari waktu di sekolah. Ini menjadikan penyediaan air minum yang layak di sekolah sebagai urgensi, terutama di sekolah dasar. 

Anak-anak usia sekolah dasar memerlukan pengawasan untuk memastikan mereka minum cukup air.

Aktivitas tinggi anak-anak usia sekolah dasar dapat menyebabkan dehidrasi sehingga asupan harian air sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan mereka.

Anak berusia lima tahun hingga delapan tahun memerlukan lima gelas air sehari, anak usia sembilan tahun hingga 12 tahun memerlukan tujuh gelas air yang setara 1,5 liter, dan anak usia 13 tahun memerlukan delapan gelas hingga 10 gelas air yang setara dua liter. 

Hingga saat ini, sekitar 82.575 sekolah dengan 10 juta anak tidak memiliki akses pada penyediaan air layak. 

Berdasarkan indeks sanitasi sekolah tahun 2020, hanya 16% satuan pendidikan dasar yang memiliki akses pada semua layanan dasar, termasuk air dan sanitasi.

Sebanyak 55% memiliki layanan terbatas dan 29% sama sekali tidak memiliki sarana air minum, sanitasi, dan kebersihan (Hakim et al., 2020).

Penyediaan sarana air minum diperkirakan memerlukan biaya Rp5 juta sampai Rp25 juta per satuan pendidikan dengan total biaya untuk seluruh sekolah dasar mencapai Rp4,8 triliun.

Teknologi panen air hujan dapat menghemat hampir 90% dibandingkan menggunakan air dari PDAM, yaitu hanya 11%. Beberapa daerah di Indonesia menghadapi kelangkaan air, meskipun memiliki sumber daya air dalam jumlah besar. 

Solusi masalah ini adalah memanfaatkan air hujan yang melimpah sepanjang tahun. Indonesia menempati posisi kesembilan daftar negara dengan curah hujan tertinggi, mencapai 2.702 milimeter per tahun. 

Musim hujan di Indonesia berlangsung Desember hingga Maret. Di Indonesia, teknologi panen air hujan diterapkan di beberapa tempat, seperti di kampus I Universitas Tarumanegara dan pertamanan Bank Indonesia. 

Teknologi ini mampu menghemat air bersih 27,049% dan menurunkan tagihan air sebesar 87,1169% saat musim hujan (Jonathan Putra, 2019)).

Air hasil panen hujan dapat menjadi solusi bagi PDAM yang sering kesulitan mencari sumber air saat musim kemarau.

Akses ke air bersih juga terkait dengan perkembangan kognitif dan prestasi akademik. Anak-anak yang memiliki akses ke air bersih dan nutrisi yang lebih baik lebih mungkin memiliki memori dan konsentrasi yang lebih baik, yang mengarah pada kinerja sekolah yang lebih baik.

Kemampuan kognitif yang meningkat secara langsung memengaruhi IQ anak dan, akibatnya, produktivitas ekonomi masa depan mereka yang berkontribusi pada produk nasional bruto (GNP) suatu negara.

Kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan merencanakan, menalar, memecahkan masalah, dan berpikir mandiri. Kecerdasan tetap stabil sepanjang hidup  dan tes kecerdasan pada usia 11 tahun berkorelasi tinggi dengan hasil tes pada usia dewasa.

Sebanyak 49 psikolog terkemuka mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan mental yang sangat umum yang melibatkan kemampuan untuk bernalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, belajar dengan cepat, dan belajar dari pengalaman. 

Kecerdasan tidak ditentukan keterampilan akademis yang sempit seperti pembelajaran dari buku atau kemampuan mengerjakan tes, tetapi lebih merupakan kemampuan yang lebih luas dan mendalam untuk memahami lingkungan sekitar dalam hal "menangkap", "memahami", atau "mencari tahu" apa yang harus dilakukan dalam situasi yang berbeda.

Manfaat Lebih Besar

Studi empiris menemukan orang-orang intelektual, yaitu mereka yang memiliki IQ tinggi, berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan sosial-ekonomi suatu masyarakat dibandingkan dengan warga negara yang berkemampuan rata-rata. 

Mereka mampu memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat daripada yang mereka terima. 

Kelompok non-intelektual kurang berpengaruh dalam menghasilkan pendapatan nasional dan kemajuan teknologi dibandingkan dengan kelompok ber-IQ tinggi.

Untuk mengukur dampak tingkat IQ kelompok masyarakat terhadap kemajuan teknologi, peneliti mengendalikan dampak IQ berdasarkan ukuran populasi, total PDB, dan jumlah peneliti profesional dalam penelitian dan pengembangan. 

Mereka menemukan  pencapaian teknologi selama ribuan tahun di tingkat nasional berkorelasi signifikan dengan variasi IQ. 

Negara-negara dengan IQ tinggi juga terbukti menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas yang luar biasa.

Dampak kelas intelektual terhadap pertumbuhan adalah empat kali lipat dibandingkan dengan kinerja dasar, yang menunjukkan bahwa ukuran kelas intelektual relatif lebih penting untuk memperluas perekonomian.

Kelas intelektual berperan dalam mengatasi peningkatan kompleksitas teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Semakin banyak orang berketerampilan tinggi berkontribusi terhadap semakin cepatnya adopsi teknologi dan proses produksi baru, sehingga menghasilkan pertumbuhan produktivitas yang lebih cepat di industri-industri canggih yang padat keterampilan.

Sebaliknya, peningkatan jumlah penduduk menghambat laju inovasi, seperti yang ditemukan dalam studi pertumbuhan. Persentase individu ber-IQ tinggi yang lebih tinggi merekayasa jumlah paten per kapita yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Dalam penelitian di 112 negara, peneliti menemukan korelasi sebesar 0,51 antara rata-rata IQ di tingkat nasional dan jumlah paten per kapita (Burhan et al., 2014b).

Mewakili kemampuan suatu bangsa, IQ nasional sangat penting bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri dan sukses dalam perekonomian kompetitif mereka. 

Aktualisasi diri dalam kaitan dengan pertumbuhan dan fungsi optimal merupakan perkembangan aktif manusia menuju ke arah batin yang semakin terarah dan seimbang dalam pikiran, emosi, dan reaksi tubuh.

Kabinet Merah Putih memiliki kesempatan besar mengatasi masalah tengkes dan kekurangan air bersih di sekolah-sekolah di Indonesia. 

Dengan memprioritaskan program penyediaan air bersih dan sanitasi di sekolah, kabinet ini dapat memastikan setiap anak memiliki akses ke air minum yang layak, yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan kognitif mereka.

UUD 1945 menjamin hak setiap warga negara mendapatkan pendidikan dan mewajibkan pemerintah menyediakan perlindungan dan bantuan khusus bagi anak-anak, termasuk akses ke air bersih dan sanitasi yang memadai. 

Pasal 31 UUD 1945 menyatakan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib membiayai.

Pasal 28C UUD 1945 mengamanatkan pemerintah memberikan perlindungan dan bantuan khusus bagi anak-anak, termasuk akses ke air bersih dan sanitasi yang memadai.

Dengan memanfaatkan teknologi panen air hujan, pemerintah dapat mengatasi masalah kelangkaan air dan mengurangi biaya yang diperlukan untuk menyediakan air bersih di sekolah-sekolah. 

Teknologi ini terbukti efektif di berbagai negara, seperti India dan Brasil, yang berhasil meningkatkan kesehatan dan prestasi akademik siswa melalui program panen air hujan.

Penyediaan air bersih di sekolah adalah langkah kritis untuk mengatasi tengkes dan meningkatkan kecerdasan anak-anak. 
Dengan memanfaatkan teknologi panen air hujan, Indonesia dapat mengatasi masalah kelangkaan air dan mengurangi biaya yang diperlukan untuk menyediakan air bersih.

Kabinet Merah Putih memiliki kesempatan memimpin inisiatif ini, mempromosikan masa depan yang lebih sehat dan makmur bagi bangsa.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 Desember 2024. Penulis adalah mahasiswa Program Doktor Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan meneliti memori, depresi, dan anatomi pembelajaran)

Sentimen: neutral (0%)