Sentimen
Undefined (0%)
14 Des 2024 : 20.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo, Washington

Apakah Produk Organik Lebih Aman untuk Dikonsumsi? Ini Penjelasannya

14 Des 2024 : 20.34 Views 21

Espos.id Espos.id Jenis Media: Lifestyle

Apakah Produk Organik Lebih Aman untuk Dikonsumsi? Ini Penjelasannya

Esposin, SOLO–Dalam beberapa tahun terakhir, produk organik semakin populer di kalangan konsumen yang mencari pilihan hidup jauh lebih sehat dan aman. Label “organik” sering diibaratkan dengan bahan alami yang membuat mereka berani membayar lebih untuk produk organik.

Namun, hal ini menimbulkan munculnya banyak perdebatan. Apakah produk atau makanan organik misalnya sayuran atau buah lebih aman dari pada prudok konvesional? Simak ulasannya di info sehat ini..

Dikutip dari Health,  Jumat (13/12/2024), tanaman harus memenuhi berbagai peraturan untuk mendapatkan label “organik” dari dapertemen pertanian AS. Label organik bukan berarti petani tidak menggunakan bahan kimia, mereka mungkin masih menggunakan pestisida dan herbisida untuk membunuh serangga dan virus yang berpotensi membahayakan, namun bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam daftar bahan yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau FDA.

Namun hal yang  perlu diperhatikan, peraturan tersebut tidak mengacu pada apa pun tentang keselamatan. Organik hanya mengacu pada praktik pengelolaan tanaman dan bukan keamanan pangan.

Asisten profesor dan spesialis keamanan pangan konsumen di Fakultas Ilmu Pangan Universitas Negeri Washington, Stephanie Smith, PhD,  mengatakan “Makanan kita ditanam di luar ruangan, di mana mungkin terdapat paparan terhadap hewan dan kotorannya. Patogen adalah kontaminan dengan peluang yang sama, mereka tidak peduli apakah produknya organik.”

Menurut beberapa ahli lain, Praktik pertanian organik tertentu mungkin dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan. Keith Warriner, PhD, profesor ilmu pangan di Universitas Guelph, mengatakan. “Misalnya, dibandingkan menggunakan pupuk sintetis, produsen organik akan menggunakan pupuk kandang yang telah dikomposkan atau menggunakan pupuk mentah pada lahan, kemudian menunggu 90–120 hari hingga patogennya mati [walaupun tidak semua patogen mati].” 

Dalam kasus seperti ini, katanya, risiko kontaminasi E-coli meningkat.

Banyak orang juga yang memilih poduk organik karena percaya bahwa produk tersebut akan menurunkan paparan bahan kimia berbahaya dan mencegah kondisi kronis seperti kanker. seperti penelitian tahun 2018 di JAMA Internal Medicine, menunjukkan bahwa mekonsumsi makanan organik dapat menurunkan risiko kanker, American Institute for Cancer Research (AICR) mencatat bahwa penelitian tersebut memiliki keterbatasan yang signifikan, seperti tidak memperhitungkan bahwa manusia dapat menurunkan risiko kanker. yang mengonsumsi makanan organik juga lebih cenderung melakukan perilaku gaya hidup pencegah kanker lainnya seperti berolahraga dan tidak merokok.

Apakah produk organik lebih bergizi? Tinjauan tahun 2012 dalam Annals in Internal Medicine, yang menganalisis data dari 223 penelitian mengenai tingkat nutrisi dan kontaminasi, melaporkan kurangnya bukti kuat bahwa makanan organik secara signifikan lebih bergizi dibandingkan varietas yang ditanam secara konvensional. “Dari sudut pandang sains, tidak ada perbedaan nutrisi organik dan anorganik,” kata Warriner.

Keamanan pangan tidak hanya bergantung pada label “organik”, tetapi juga bagaimana produk itu diolah, disimpan, dan dikonsumsi. Pilihan terbaik adalah mengedepankan keseimbangan, memahami kebutuhan tubuh, dan tetap memperhatikan standar kebersihan makanan.

 

 

Sentimen: neutral (0%)