Sentimen
Begini Cara Mendeteksi Kolesterol Tinggi pada Tubuh
Beritasatu.com
Jenis Media: Hiburan

Jakarta, Beritasatu.com - Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit mematikan, seperti jantung, strok, dan masalah kesehatan serius lainnya. Kolesterol tinggi juga dapat dideteksi dengan berbagai cara.
Namun, jika kadar kolesterol terlalu tinggi, terutama kolesterol jahat (LDL), itu bisa menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah sehingga berpotensi menyumbat aliran darah.
Oleh karena itu, mendeteksi kolesterol tinggi sejak dini sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan yang tepat. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah caranya.
Tes DarahÂ
Cara utama untuk mendeteksi kolesterol tinggi adalah dengan melakukan tes darah, yang dikenal dengan nama lipid profile atau lipid panel. Tes ini mengukur kadar berbagai jenis lemak dalam darah, termasuk:
- Kolesterol total: Menunjukkan jumlah kolesterol dalam darah secara keseluruhan.
- Kolesterol low density lipoprotein (LDL) : Sering disebut sebagai "kolesterol jahat", karena dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding pembuluh darah.
- Kolesterol high density lipoprotein (HDL): Dikenal sebagai "kolesterol baik", karena membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah ke hati untuk diproses dan dikeluarkan.
- Trigliserida: Sejenis lemak dalam darah yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung jika kadarnya tinggi.
Gejala Klinis yang Muncul
Pada umumnya, kolesterol tinggi tidak menunjukkan gejala yang nyata. Banyak orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi tidak merasa sakit atau menunjukkan tanda-tanda khusus. Namun, dalam beberapa kasus yang lebih parah, gejala mungkin muncul, seperti:
- Nyeri dada: Bisa menjadi indikasi penyakit jantung atau masalah pembuluh darah yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.
- Kelelahan berlebihan: Jika aliran darah ke jantung terganggu, ini dapat menyebabkan kelelahan.
- Kesemutan atau rasa berat di anggota tubuh: Ini bisa menjadi tanda gangguan pada sistem peredaran darah.
Meskipun demikian, gejala-gejala ini biasanya terjadi setelah kondisi kolesterol tinggi berlangsung lama dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Dokter juga bisa mendeteksi adanya risiko kolesterol tinggi melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa tanda fisik yang bisa menjadi indikator adanya masalah dengan kadar kolesterol tinggi, antara lain:
- Xanthelasma: Penumpukan lemak pada kulit yang muncul dalam bentuk bercak kuning di sekitar mata. Ini bisa menjadi indikasi kadar kolesterol yang tinggi.
- Arcus senilis: Lingkaran putih atau abu-abu di sekitar iris mata, yang juga bisa berhubungan dengan kadar kolesterol tinggi.
Selain itu, dokter akan mengevaluasi faktor risiko lain, seperti pola makan, riwayat keluarga, kebiasaan merokok, dan tingkat aktivitas fisik.
Pemantauan Secara Berkala
Pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti:
- Usia di atas 20 tahun dan memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
- Merokok, kelebihan berat badan, atau kurang olahraga.
- Memiliki kondisi medis lain, seperti diabetes atau hipertensi.
Rekomendasi frekuensi tes kolesterol biasanya adalah setiap 4-6 tahun sekali untuk orang dewasa sehat, namun bisa lebih sering bagi yang berisiko tinggi.
Pengelolaan Kolesterol Tinggi
Jika hasil tes menunjukkan kolesterol tinggi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola dan menurunkannya, antara lain:
- Perubahan gaya hidup: Mengadopsi pola makan sehat (rendah lemak jenuh dan trans), berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan menjaga berat badan yang sehat.
- Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan kolesterol, seperti statin atau obat penurun kolesterol lainnya.
- Pemantauan rutin: Untuk memastikan bahwa kadar kolesterol tetap dalam batas aman dan tidak ada komplikasi yang lebih lanjut.
Kolesterol tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala langsung, sehingga mendeteksi dengan cara melakukan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mendeteksinya. Dengan melakukan tes darah secara teratur, serta mengadopsi gaya hidup sehat, risiko dari kondisi ini dapat dikendalikan dengan baik.
Sentimen: negatif (99.9%)