Sentimen
Negatif (100%)
30 Nov 2024 : 20.00
Informasi Tambahan

Kasus: kekerasan seksual, pelecehan seksual

Usai Viral, Staf Satgas PPKS Unhas Bantah Bela Firman Saleh Dosen Pelaku Pelecehan Seksual

30 Nov 2024 : 20.00 Views 54

Terkini.id Terkini.id Jenis Media: News

Usai Viral, Staf Satgas PPKS Unhas Bantah Bela Firman Saleh Dosen Pelaku Pelecehan Seksual

Terkini - Staf Satgas PPKS Unhas, Qaiatul Muallima membantah dirinya membela Firman Saleh, dosen pelaku pelecehan seksual terhadap mahasiswi.

Bantahan itu disampaikan Staf Satgas PPKS Unhas tersebut lewat surat pernyataannya menanggapi postingan viral isi chat WhatsApp (WA) antara dirinya dengan korban yang dianggap netizen membela Firman Saleh.

Dalam isi surat pernyataannya itu, Qaiatul Muallima awalnya mengakui bahwa dirinya memang telah berkomunikasi dengan korban lewat WA atas inisiatifnya sendiri.

"Saya selaku anggota Sekretariat Satgas PPKS Unhas secara pribadi mengakui telah berkomunikasi dengan Pelapor/Korban melalui aplikasi Whatsapp atas inisiatif saya sendiri," kata Qaiatul Muallima lewat surat pernyataannya itu, dikutip terkini pada Sabtu, 30 November 2024.

Ia pun mengaku, pesan WA darinya kepada korban tersebut merupakan respons atas beberapa pertanyaan dari korban yang dilontarkan kepadanya.

"Pernyataan dalam tangkapan layar Whatsapp tersebut merupakan respon atas beberapa pertanyaan dari Pelapor/Korban terkait dengan proses penanganan," tuturnya.

Kendati demikian, Qaiatul meminta maaf atas inisiatifnya berkomunikasi dengan korban pelecehan seksual itu tanpa sepengetahuan Ketua Satgas PPKS Unhas.

"Oleh karena itu, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas tersebarnya tangkapan layar (screenshot) percakapan saya dengan korban kekerasan seksual di Unhas," ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga meminta maaf atas isi pesan WA-nya kepada korban yang terkesan membela dosen pelaku pelecehan seksual, Firman Saleh tersebut.

"Saya menyadari bahwa diksi yang saya sampaikan kepada korban tidak tepat dan kesalahan saya dalam menyampaikan konteks, sehingga menimbulkan ambiguitas yang memicu kemarahan dan kekecewaan dari berbagai pihak," tutur Qaiatul.

Sentimen: negatif (100%)