Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Banjarbaru
Pemkot Banjarbaru kembangkan metode pertanian ramah lingkungan
Elshinta.com
Jenis Media: Nasional

Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono (tengah) saat panen raya sekaligus meninjau peningkatan produksi tanaman padi dengan metode mulsa tanpa olah tanah di Handil Babussalam Bangkal Kecamatan Cempaka beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Medcen Kominfo Banjarbaru)
Elshinta.com - Pemerintah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengembangkan metode pertanian inovatif ramah lingkungan yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian di kota setempat.
Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono di Banjarbaru, Senin, mengatakan salah satu metode yang digunakan yakni mulsa tanpa olah tanah yang mampu meningkatkan produksi tanaman padi.
"Kami sudah melihat metode mulsa tanpa olah tanah yang diterapkan oleh petani di Handil Babussalam Bangkal, Kecamatan Cempaka pada Selasa (27/06), sekaligus panen raya atas hasilnya," ujar Wartono.
Wartono menegaskan, Pemkot Banjarbaru komitmen mendukung dan memfasilitasi metode pertanian inovatif yang mampu mendongkrak peningkatan produktivitas pertanian khususnya tanaman padi.
Menurutnya, metode pertanian yang ramah lingkungan dan efisien seperti mulsa tanpa olah tanah dapat menjadi solusi meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
"Harapan kami peningkatan produksi tanaman padi dengan metode mulsa menjadi contoh inspiratif bagi petani lain karena tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan," ungkapnya.
Dikatakannya, pihak mengapresiasi inisiatif penyuluh pertanian bersama petani di Handil Babussalam yang telah menerapkan metode ramah lingkungan dan efisien itu dengan memanfaatkan bahan organik.
Diketahui, metode mulsa tanpa olah tanah merupakan teknik pertanian dengan mengandalkan penggunaan lapisan penutup organik pada tanah, seperti jerami, daun, atau rumput kering yang ada di sekitarnya.
Lapisan itu, melindungi tanah dari erosi, mempertahankan kelembaban, dan meningkatkan kesuburan tanah serta menghambat pertumbuhan gulma sehingga meminimalisir atau menekan penggunaan alat berat.
Keberhasilan meminimalisir atau menekan penggunaan alat berat untuk mengolah tanah berdampak pada pengurangan biaya dan tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga bisa meringankan beban petani.
Sementara itu, penerapan metode di Handil Babussalam menunjukkan hasil menggembirakan karena petani berhasil meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30 persen jika dibandingkan metode konvensional.
Hal itu terbukti dengan hasil 5 ton per hektar dalam masa tanam 157 hari dan penggunaan metode, juga membantu mengurangi erosi tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma, sehingga padi tumbuh lebih sehat dan optimal.
Sentimen: positif (100%)