Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Toyota, Nissan, Honda
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Tokyo, Shanghai
Pendapatan Toyota Melonjak 10 Persen, 838.478 Kendaraan Ludes Terjual dalam Sebulan
Tribunnews.com
Jenis Media: Otomotif

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Toyota Motor Corp mengatakan penjualan kendaraan secara global pada bulan Mei naik 10 persen dari periode sebelumnya menjadi 838.478 unit, tertinggi dalam setahun terakhir.
Tak hanya mobil hybrid saja yang laris di pasaran, dalam laporan yang dirilis Toyota kendaraan listrik besutan perusahaan asal Jepang ini juga mengalami peningkatan tajam.
Dimana selama bulan Mei kemarin total penjualan kendaraan listrik tembus 9.923, jumlah itu naik tajam dari bulan April yang hanya mampu mencetak penjualan 8.500 unit.
Baca juga: Toyota Siapkan Rp 135 Miliar untuk Tantangan Kota Berkelanjutan
Melansir dri Bloomberg, lonjakan penjualan dialami Toyota setelah krisis suku cadang di pasar global mereda.
Hal ini yang kemudian membuat Toyota dapat meningkatkan produksi kendaraanya sebanyak 35 persen year-on-year (yoy) menjadi 947.874 kendaraan.
"Untuk menanggapi permintaan yang kuat, kami telah meningkatkan produksi domestik dan juga global, sehingga mencatat rekor produksi tertinggi di bulan Mei," ungkap Toyota dalam pernyataan resminya.
Lonjakan dicapai Toyota menyusul peningkatan yang dialami sejumlah produsen otomotif dunia seperti Honda Motor Co. yang melaporkan kenaikan produksi 329.066 unit kendaraan, Diikuti kenaikan produksi Nissan Motor Co. sebesar 19 persen menjadi 274.551 unit kendaraan pada Mei 2023.
Sebelum penjualan Toyota pecah rekor, pada akhir tahun 2022 produksi Toyota sempat mengalami penurunan karena masalah kekurangan chip semikonduktor secara global, dan krisis pasokan suku cadang di industri otomotif.
Akibat dari adanya penguncian atau lockdown di sejumlah daerah China, salah satunya Shanghai. Mengingat tempat itu merupakan penghasil suku cadang terbesar yang dibutuhkan perusahaan otomotif dunia.
Imbas masalah tersebut, perusahaan asal Jepang ini terpaksa memperlambat laju produksinya. Hingga mengalami penurunan produksi secara berturut-turut selama tiga bulan.
Bahkan pusat perakitan kendaraan Toyota yang terletak di Saint Petersburg juga terpaksa ditutup, lantaran gangguan pasokan bahan dan suku cadang utama.
"Keputusan untuk menghentikan produksi kendaraan Toyota di Rusia bukanlah keputusan yang kami anggap mudah. Namun setelah enam bulan, kami belum dapat melanjutkan aktivitas normal dan tidak melihat indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa mendatang," tulis pernyataan resmi perusahaan.
Sentimen: positif (79.5%)