Sentimen
Negatif (100%)
9 Mei 2023 : 10.01
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang, Bogor, Gunung

Kasus: kecelakaan

Pesawat Sukhoi Superjet 100 tabrak tebing Gunung Salak

9 Mei 2023 : 10.01 Views 7

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

Pesawat Sukhoi Superjet 100 tabrak tebing Gunung Salak

Lokasi Pesawat Sukhoi menabrak tebing Gunung Salak. (https://bit.ly/44FncZM/elshinta.com)

Elshinta.com - Pada 9 Mei 2012, pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 jatuh setelah menabrak tebing di Gunung Salak.

Melansir pemberitaan Kompas.com, awak pesawat dan penumpang yang berjumlah 45 orang, semuanya tewas dalam kecelakaan ini.

Tak hanya itu, pesawat juga ditemukan dalam kondisi hancur. Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diumumkan pada18 Desember 2012, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pilot yang mengemudikan pesawat.

Dari hasil investigasi itu juga didapati bahwa pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut dalam kondisi baik tanpa gangguan sistem.

Berdasarkan waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR), pada pukul 14.32 lewat 26 detik WIB, pesawat menabrak tebing Gunung Salak pada radial 198 dan 28 NM HLM VOR dengan ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut.

38 detik sebelum benturan, Terrain Awareness Warning System (TAWS) meberikaan peringatan berupa suara yang berbunyi "Terrain ahead, pull up" dan diikuti oleh enam kali "Avoid terrain". Akan tetapi, Pilot in Command (PIC) mematikan TAWS tersebut karena berasumsi bahwa peringatan-peringatan itu diakibatkan oleh database yang bermasalah.

Tujuh detik menjelang tabrakan, terdengar peringatan berupa suara "Landing gear not down" yang berasal dari sistem peringatan pesawat.

Saat kejadian itu, pesawat berada di sekitar Gunung Salak yang memiliki ketinggian sekitar 2.000 meter dari permukaan laut. Pada pukul 14.50 WIB, petugas Jakarta Approach menyadari bahwa pesawat SSJ 100 telah hilang dari layar radar.

Tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titik target pesawat dari layar radar. Satu hari kemudian, pada 10 Mei 2012, Basarnar berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Semua awak pesawat dan penumpang meninggal dalam kecelakaan ini serta pesawat dalam kondisi hancur.

Kesalahan fatal pilot

Berdasarkan data investigasi KNKT, terdapat setidaknya tiga kesalahan fatal pilot SSJ 100 yang membawa 45 penumpang tersebut.

Pertama, peta pada pesawat SSJ 100 tidak memuat informasi mengenai area yang dilintasi (Bogor), yang tak lain merupakan sebuah wilayah imajiner yang melintang sepanjang 50 kilometer dari Tangerang hingga Cikeas, dengan lebar sekitar 20 kilometer.

Kondisi pilot yang tak menguasai medan dan kontur pegunungan Salak semakin diperparah dengan kondisi langit yang pada saat kejadian sangat tebal sehingga mempersempit jarak pandang.

Kedua, dalam penerbangan tersebut, Pilot In Command (PIC) Aleksandr Yablontsev bertugas sebagai pilot yang mengemudikan pesawat dan Second In Command (SIC) bertugas sebagai pilot monitoring.

Saat itu, di kokpit ada seorang wakil dari calon pembeli yang menempati tempat duduk observer (jump seat). Hadirnya wakil dari calon pembeli inilah yang diduga kuat membuat hilangnya konsentrasi pilot dalam mengemudikan pesawat nahas itu.

Pasalnya, berdasarkan rekaman di menit-menit akhir, Yablonstev banyak melakukan komunikasi di luar konteks penerbangannya.

Diduga kuat, ia tengah mempromosikan kehebatan SSJ 100 kepada wakil calon pembeli beberapa saat sebelum menabrak tebing Gunung Salak.

Ketiga, adalah data penerbangan yang dibawa ke dalam pesawat. Hal ini membuat proses evakuasi menjadi tersendat dan keluarnya data korban yang simpang siur.

Sentimen: negatif (100%)