Sentimen
DLH Lampung targetkan satu kecamatan miliki satu bank sampah
Elshinta.com
Jenis Media: Nasional

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati saat memberi keterangan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Elshinta.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung mentargetkan satu kecamatan atau desa di daerahnya memiliki bank sampah guna mengurangi limbah plastik.
"Timbulan sampah di sini dalam satu tahun itu berkisar 1,6 juta ton dan di dalam situ ada sampah plastik ataupun organik," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan dari timbunan sampah per tahun itu yang bisa tertangani baru sebanyak 36 persen dari target 70 persen, sehingga dibutuhkan dorongan untuk meningkatkan penanganan sampah salah satunya sampah plastik.
"Cara penanganan yang dilakukan salah satunya dengan menumbuhkan bank sampah, dimana target satu kecamatan atau desa ada satu bank sampah. Sehingga sampah bisa dikelola tidak hanya di buang di tempat pembuangan akhir," katanya.
Dia melanjutkan dengan tumbuhnya bank sampah dapat menggerakkan masyarakat dalam pemilahan sampah, sehingga timbulan sampah plastik pun dapat dikurangi.
"Sebelum masuk tempat pembuangan akhir seharusnya dipilah dahulu jadi sampah organik bisa dibuat kompos, eco enzyme, dan untuk sampah plastik bisa didaur ulang untuk diolah kembali oleh industri," ucap dia.
Menurut dia saat ini di daerahnya telah ada 160 lebih bank sampah yang tersebar di 15 kabupaten dan kota.
"Yang sudah berdiri ada 160 lebih bank sampah di seluruh kabupaten dan kota, dan yang aktif melakukan pemilahan sampah ada 90 unit bank sampah," ujar dia.
Ia menjelaskan pengolahan sampah plastik oleh bank sampah tersebut diolah menjadi paving block, briket, aneka kerajinan tangan, dan adapula yang dikirimkan ke industri untuk dilakukan pengolahan kembali.
"Selama ini skemanya ada beberapa pegiat lingkungan yang berfungsi sebagai bank sampah induk yang membina bank sampah di RT/RW. Sehingga pengelolaan sampah terutama sampah plastik akan dilakukan secara sistematis," tambahnya.
Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan dalam pengelolaan sampah plastik, melalui skema pembukaan rekening bank bagi masyarakat yang memilah sampah plastik untuk diolah kembali.
"Jadi skemanya masyarakat yang melakukan pemilahan sampah plastik dibuatkan rekening bank, dan perusahaan mendanai kegiatan pemilahan. Sehingga nanti plastik hasil pemilihan akan di tampung perusahaan untuk diolah kembali. Adanya cara ini cukup efektif karena masyarakat lebih bergairah dalam melakukan pemilahan sampah," ujar dia lagi.
Sebelumnya untuk mengurangi sampah utamanya sampah plastik agar sampah tidak langsung terbuang ke tempat pembuangan akhir. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong kalangan pelaku usaha untuk melakukan industrialisasi pengelolaan sampah serta penerapan ekonomi sirkular.
Salah satunya melalui Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019 mencetuskan Peta Jalan pengurangan sampah oleh produsen dengan menargetkan pengurangan sampah hingga sebesar 30 persen pada 2030.
Dan berdasarkan data Ditjen PSLB3 pada 2022, KLHK mencatat sebanyak 64 persen timbulan sampah telah berhasil dikelola dari total 68,5 juta ton sampah nasional. Dari total 68,5 juta ton sampah nasional, tercatat komposisi sampah yang paling dominan adalah sisa makanan, plastik, dan kertas.
Selain itu lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) pun mengeluarkan laporan yang menyebutkan dari total sampah nasional per tahun, sampah plastik menguasai 5 persen atau 3,2 juta ton dari total sampah yang ada.
Dimana dari jumlah 3,2 juta ton timbulan sampah plastik, produk AMDK bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06 persen. Sebanyak 46 ribu ton atau 20,3 persen dari total timbulan sampah produk AMDK bermerek merupakan sampah AMDK kemasan gelas plastik.
Sentimen: negatif (100%)