Mendag: Harga Cabai Turun 20 Persen, Inflasi Oktober Terkendali
Liputan6.com
Jenis Media: Ekonomi
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4177343/original/000565100_1664612778-20221001-Zulkifli-Hasan-Tallo-4.jpg)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Indonesia di bulan Oktober 2022 sebesar 5,71 persen (yoy). Bila dibandingkan dengan negara-negara anggota G20, tingkat inflasi Indonesia masih jauh lebih rendah.
"Secara global tekanan inflasi masih cukup tinggi di beberapa negara di G20, inflasinya masih jauh diatas Indonesia," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (1/11).
Secara umum Setianto mengatakan inflasi bahan makanan masih mengalami kenaikan. Namun sebaliknya inflasi energi mulai mengalami penurunan.
Di Amerika Serikat, tingkat inflasi tercatat 8,2 persen. Inflasi bahan makanan tercatat 12,9 persen dan inflasi energi sebesar 19,8 persen.
Tingkat inflasi di Turki juga masih tinggi yakni 83,5 persen. Inflasi dari kelompok bahan makanan tercatat 90,3 persen dan inflasi energi 145 persen.
Begitu juga dengan inflasi yang terjadi di Inggris sebesar 8,8 persen. Tingkat inflasi bahan makanan tembus 14,6 persen dan inflasi bahan makanan 49,4 persen.
Di Jerman tingkat inflasinya juga masih tinggi yakni 10 persen. Inflasi bahan makanan sebesar 17,7 persen dan inflasi energi 44,5 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi di negara-negara Asia cenderung lebih baik. Di korea Selatan tingkat inflasinya sebesar 5,6 persen. Inflasi bahan makanan tercatat 7,8 persen dan inflasi energi 16,5 persen.
Pun dengan Jepang yang tingkat inflasinya 3 persen. Hanya saja tingkat inflasi bahan makanannya masih 4,5 persen dan inflasi energinya 16,8 persen.
Meski begitu, secara umum, Setianto mengatakan proyeksi inflasi global masih akan tetap tinggi pada kuartal IV-2022. Diperkirakan tingkat inflasi global di kuartal III sebesar 9,0 persen dan melemah di kuartal IV menjadi 8,3 persen.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Sentimen: negatif (99.8%)