Sentimen
Negatif (96%)
10 Okt 2024 : 21.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cawang, Manggarai, Tebet, Manggarai Selatan

Kesaksian Warga Lihat Pelajar di Tebet Terkapar Usai Dianiaya Kakak Kelas Megapolitan 10 Oktober 2024

10 Okt 2024 : 21.09 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Kesaksian Warga Lihat Pelajar di Tebet Terkapar Usai Dianiaya Kakak Kelas Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Suryani (59), warga RT 06/RW 06 Kelurahan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan, terkejut setelah mendengar suara ribut di Gang Sepak Bola yang tak jauh dari tempat dia berjualan nasi uduk, Selasa (8/10/2024) siang. Suryani meninggalkan dagangannya lalu bergegas ke tempat kejadian perkara (TKP). Ia sempat berpapasan dengan tiga pelajar yang berusaha melarikan diri. Salah satu warga hendak menangkap para pelajar tersebut, namun ketiganya berhasil mengelak dan lolos.  Di TKP, Suryani melihat korban berinisial AAP (16) dalam kondisi terkapar dan masih mengenakan seragam putih abu-abu. Sontak, Suryani bertanya kepada tiga pelajar lain yang masih berada di TKP. “Saya tanya, 'Ini kenapa?', 'Enggak Bu, masalah pribadi', 'Oh enggak bisa masalah pribadi, ayo saya laporkan ke sekolah', 'Enggak bu, jangan, jangan',” cerita Suryani, Kamis (10/10/2024). Suryani bersikukuh membawa tiga pelajar di TKP tersebut ke sekolah. Namun, para pelajar itu berusaha menolak. “(Saya bilang lagi) 'Enggak bisa, ayo kamu ikut saya. Kamu kan tahu siapa mukul', 'Enggak tahu'. Memang pada saat saya datang, ada yang sudah lari, ada tiga yang lari,” ujar Suryani. Kasihan dengan kondisi korban, Suryani memerintahkan dua dari tiga pelajar itu memboncengkan AAP naik motor menuju sekolah. Memang, dua pelajar itu memboncengkan AAP menggunakan sepeda motor. Namun, keduanya tak membawa AAP ke sekolah, melainkan tempat lain yang tak diketahui Suryani.  Sementara, Suryani dan satu pelajar lain yang tersisa berlari ke sekolah yang jaraknya hanya 100 meter dari TKP. “Terus, saya ke sekolah. Iya, lari, sampai ngos-ngosan ke lantai tiga. Bayangkan saja, saya saking gemetaran, melihat ini anak kasihan,” tutur Suryani. Kepada pihak sekolah, Suryani menceritakan apa yang dia lihat. Guru pun bertanya di mana keberadaan korban. “(Saya bilang) 'Ini (teman korban) yang tahu dia (korban) mau dibawa ke mana'. Ya akhirnya ditelepon yang bawa motornya itu. 'Bawa ke sini, bawa ke sekolahan'. Akhirnya dibawa ke sekolahan tuh,” ungkap Suryani. Setibanya AAP di sekolah, Suryani dan para guru langsung bertanya kepada korban apa yang sebenarnya terjadi. Namun, AAP dalam kondisi setengah sadar dan babak belur. “Itu anak antara sadar atau tidak ya. Begitu diajak ngomong sama saya, 'Tadi kamu diapain sama teman kamu?', 'Siapa Bu?', 'Kamu', 'Enggak tahu'. Dia bilang enggak tahu,” ujar dia. “Iya (kayak orang linglung). Karena mungkin terbentur kepalanya, ya kita enggak tahu. 'Terus kamu diapain sama teman kamu? Memangnya masalah apa kamu bisa ribut?', 'Enggak tahu Bu, di mana Bu? saya enggak tahu',” lanjutnya. Pada momen itu, Suryani meminta kepala sekolah dan guru untuk melaporkan kejadian ini ke pihak keluarga dan kepolisian. Setelahnya, Suryani kembali ke warungnya untuk merapikan dagangan. Adapun AAP kini tengah menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budi Asih, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur, dalam keadaan koma. Diberitakan sebelumnya, seorang siswa MA swasta di Tebet, Jakarta Selatan, berinisial AAP (16) diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya, MAA (17) AAP kini mengalami koma. Dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, tampak AAP mengalami luka lebam di wajah. Ada pula foto yang menunjukkan AAP sedang terbaring dengan wajah dibalut perban serta menggunakan alat bantu pernapasan. Dalam foto tersebut, AAP tampak tidak sadarkan diri. Menurut narasi di unggahan foto di media sosial, AAP diduga ditarik oleh kakak kelasnya keluar sekolah, kemudian dipukuli. AAP juga disebut mengalami pendarahan otak. Atas kejadian ini, orangtua korban melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (96.9%)