Jakarta, Beritasatu.com - Menu program makan bergizi gratis yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto dipastikan akan berbeda di setiap daerah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana seusai menyampaikan special remarks dalam acara BNI Investor Daily Summit (IDS) 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa (8/10/2024).

Menurut Dadan, nantinya menu program tersebut akan ditentukan oleh ahli gizi di daerah masing-masing. "Badan Gizi tidak menentukan menu, tetapi pada gizi menentukan standar komposisi gizi. Menunya itu ditentukan oleh ahli gizi di setiap daerah," ujar Dadan.

Dadan mengatakan, menu program bergizi gratis nantinya akan berbeda menyesuaikan bahan baku dan kebiasaan makan di setiap daerah. Namun, standar gizinya tetap terjamin walau menu berbeda.

"Termasuk juga kebiasaan selera di daerah masing-masing karena pasti dari satu daerah ke daerah lain berbeda," tutur Dadan.

Dia menggambarkan, jika Badan Gizi Nasional menetapkan 30% protein dalam menu program makan bergizi gratis, maka kemungkinan di Jawa Barat akan disajikan dengan lauk telur atau ayam, tetapi di Indonesia Timur akan dengan ikan.

"Lalu kalau karbohidratnya 40% bisa dengan nasi, kalau di daerah lain bisa dengan singkong, bisa dengan jagung, bisa juga dengan pisang dan lain-lain," ucapnya.

Dadan menekankan, yang terpenting adalah standar komposisi gizi yang telah ditentukan sehingga kemudian disesuaikan dengan menu-menu di daerah.

Program makan bergizi gratis direncanakan akan mulai dilaksanakan pada Januari 2025. Badan Gizi Nasional nantinya akan membentuk satuan pelayanan dalam menjalanan program makan bergizi gratis.

Dalam APBN 2025, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis untuk 1 tahun.

Program ini akan memberikan makan siang kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik di semua jenjang pendidikan, termasuk prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.