Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menyerap hingga 1,5 juta tenaga kerja di satuan pelayanan.

“Jika menggunakan alat masak tradisional, diperlukan sekitar 45-46 orang. Dengan asumsi tersebut, ada peluang kerja baru untuk 1,5 juta orang di 30.000 satuan pelayanan,” jelas Dadan seusai acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta.

Dadan menekankan bahwa satuan pelayanan berbeda dari dapur umum. Operasionalnya tidak hanya fokus pada memasak, tetapi juga mengelola produk pertanian lokal. Setiap satuan pelayanan akan dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas pembelian dan pengolahan makanan.

“Karena itu kami sebut sebagai satuan pelayanan, bukan dapur,” ungkapnya.

Pegawai yang terlibat dalam satuan pelayanan akan diutamakan dari masyarakat lokal, termasuk ibu-ibu, anak-anak, remaja, dan bapak-bapak. Selain itu, petani lokal yang menyuplai bahan makanan juga akan berkontribusi dalam serapan tenaga kerja program MBG.

Dadan berharap target 30.000 satuan pelayanan dapat tercapai paling lambat pada 2027, dengan kemungkinan pencapaian lebih cepat.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk program MBG dalam satu tahun. Program ini, yang dijalankan oleh Badan Gizi Nasional, akan memberikan makan siang kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik di semua jenjang pendidikan, termasuk prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

“Rp 71 triliun dialokasikan untuk satu tahun. Kami akan mulai dengan intervensi untuk 3 juta anak, meningkat menjadi 6 juta pada  April, dan targetnya mencapai 15 juta anak pada bulan Juli,” ungkap Dadan.