Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jati, Klaten
Kasus: Tawuran
Alasan Belasan Remaja di Klaten Konvoi dengan Membawa Senjata Tajam Regional 8 Oktober 2024
Kompas.com
Jenis Media: Regional
Alasan Belasan Remaja di Klaten Konvoi dengan Membawa Senjata Tajam
Tim Redaksi
KLATEN, KOMPAS.com
- Belasan remaja diamankan oleh pihak kepolisian lantaran melakukan konvoi dengan membawa
senjata tajam
(sajam) di wilayah Klaten, Jawa Tengah.
Meskipun demikian, mereka tidak ditahan karena masih di bawah umur dan hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam seminggu.
"Dikembalikan ke orangtua. Tapi tetap kita kontrol dua kali seminggu wajib lapor ke Polres," kata Kapolres Klaten, AKBP Warsono, saat ditemui di Mapolres Klaten, Selasa (8/10/2024).
Konvoi yang melibatkan remaja tersebut terjadi di Jalan Pemuda pada Sabtu (5/10/2024) dini hari.
Dalam aksi tersebut, para remaja itu membawa senjata tajam berupa pedang dan sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku SMA.
Ketika ditanya apakah mereka berafiliasi dengan kelompok tertentu atau geng, Warsono menjelaskan bahwa mereka adalah teman
nongkrong
.
KOMPAS.com/Egadia Birru Senjata tajam yang disita dari gerombolan pelaku yang berencana tawuran, Minggu (8/9/2024).
Meskipun demikian, pihaknya masih mendalami keterlibatan remaja-remaja ini dengan kelompok tertentu untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Teman-teman
nongkrong
, teman-teman sekolah. Kita masih mendalami apakah ada keterlibatan ikut kelompok tertentu atau tidak," ujar Warsono.
Berdasarkan pemeriksaan, Warsono mengungkapkan bahwa para remaja melakukan
konvoi dengan membawa senjata tajam
untuk menunjukkan eksistensi diri.
Banyak dari mereka yang mengaku ikut konvoi karena diajak oleh teman melalui media sosial atau pesan WhatsApp.
"Dia menunjukkan jati dirinya.
Pengin
dia terlihat ekspos. Jadi menunjukkan jati diri supaya terlihat hebat atau bagaimana. Banyak dari mereka ini yang kita dalami ikut-ikutan diajak (konvoi)," kata Warsono.
Kapolres juga mengimbau kepada orangtua agar selalu mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
"Makanya betul-betul pengawasan orangtua," tegas Warsono.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: netral (66.7%)