Sentimen
Negatif (99%)
5 Okt 2024 : 13.29

IHSG Sepekan Anjlok 2,6 Persen Tertekan Konflik Timur Tengah

5 Okt 2024 : 13.29 Views 4

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan anjlok lebih dari 2%. IHSG sepekan turun 2,6% ke level 7.496 dari pekan sebelumnya di level 7.696. Penurunan mingguan ini berturut-turut dalam tiga pekan terakhir disebabkan oleh kekhawatiran konflik di Timur Tengah.

Mengutip data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada periode 30 September hingga 4 Oktober 2024, kapitalisasi pasar bursa juga turun 2,6% menjadi Rp 12.531 triliun dari Rp 12.875 triliun pada pekan lalu.

Sedangkan rata-rata volume transaksi harian turun 5,4% menjadi 25,2 miliar saham dari 23,9 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian justru naik 19,3% menjadi Rp 19,53 triliun dari Rp 16,36 triliun pada pekan lalu.

Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian juga turun sebesar 4,3% menjadi 1,27 juta kali dari 1,33 juta kali pada pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat (4/10/2024), investor asing mencatatkan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 521 miliar. Hal itu membuat nilai beli asing (net buy) investor asing sepanjang tahun berjalan ini berkurang menjadi Rp 47,8 triliun.

Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, pasar saham dilanda tekanan jual hebat karena terbebani ketegangan di Timur Tengah, terutama kekhawatiran bahwa Israel akan menargetkan serangan terhadap infrastruktur minyak Iran.

Hal itu memicu kenaikan harga minyak, yang pada gilirannya akan membebani APBN akibat peningkatan harga minyak tersebut.

Menurut Pilarmas, kenaikan harga minyak dunia ini juga akan memicu peningkatan belanja subsidi energi dan perlindungan sosial, karena lonjakan harga minyak akan memengaruhi daya beli masyarakat.

“Pasar khawatir jika konflik ini berkepanjangan, hal tersebut akan menimbulkan tantangan bagi pemerintah baru dan APBN 2025. Akibatnya, pemerintah baru kemungkinan akan mempertimbangkan revisi APBN, sejalan dengan penyesuaian asumsi makro ekonomi,” papar Pilarmas.

Sentimen: negatif (99.8%)