Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PTDI
Kab/Kota: bandung
Sempat Mandek, Ini Progres Kelanjutan Proyek Pesawat Tempur Korsel-Indonesia
Beritasatu.com
Jenis Media: Nasional
Bandung, Beritasatu.com - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah menyetujui usulan Pemerintah Indonesia untuk menyesuaikan pembiayaan proyek pembuatan pesawat tempur bersama, yaitu KFX/IFX (KF-21 Boramae). Kesepakatan ini mengubah komitmen awal pembiayaan dari 1,6 triliun won (sekitar Rp 18,5 triliun) menjadi 600 miliar won (sekitar Rp 6,95 triliun).
Penyesuaian ini merupakan langkah penting dalam melanjutkan kerja sama strategis kedua negara dalam pengembangan pesawat tempur generasi baru.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Marsda TNI Gita Amperiawan memberikan penjelasan terkait penyesuaian pembiayaan tersebut. Ia menegaskan meskipun porsi pembiayaan Indonesia turun menjadi 7% dari total proyek, hal ini tetap dianggap signifikan dan memiliki potensi besar bagi pengembangan industri kedirgantaraan nasional.
"7% adalah angka yang signifikan. Kami harus mewujudkan dan menunjukkan bahwa dampak dan hasil dari kontribusi ini juga signifikan bagi kemajuan industri kedirgantaraan kita. Ini menjadi tugas PTDI," kata Gita saat memberikan keterangan di Pabrik Pesawat PTDI, Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
Gita menjelaskan bahwa dana sebesar Rp 6,95 triliun bukanlah jumlah yang kecil. Oleh karena itu, penting bagi PTDI untuk meyakinkan pemerintah bahwa meskipun porsi pendanaan Indonesia hanya 7%, dampak dari kontribusi ini harus memberikan pengaruh besar bagi pengembangan kemampuan kedirgantaraan Indonesia.
"Ini bicara Rp 7 triliun, bukan uang yang sedikit. Kita harus meyakinkan pemerintah bahwa dengan 7% ini akan ada dampak signifikan yang bisa dirasakan oleh industri dirgantara," tegasnya.
Lebih lanjut, Gita menekankan bahwa peran PTDI dalam proyek KF-21 Boramae tidak hanya terbatas pada kontribusi pembiayaan, tetapi juga mencakup pengembangan kemampuan teknis dan industri yang akan didapatkan dari program ini. PTDI harus berjuang untuk mendapatkan porsi yang lebih besar dalam tahap komersialisasi pesawat tempur tersebut di masa mendatang.
"7% ini adalah langkah awal untuk membangun kemampuan. PTDI harus berjuang agar dapat mendapatkan porsi yang lebih besar saat proyek ini memasuki tahap komersial," ujar Gita.
Dalam hal pengembangan produk militer, Gita menegaskan industri pertahanan selalu dinamis. Oleh karena itu, penting bagi PTDI untuk terus beradaptasi dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia, termasuk offset yang diberikan oleh berbagai negara kepada Indonesia.
"Produk militer tidak pernah statis. Kita harus dapat beradaptasi dengan perkembangan. Ada banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan, termasuk offset dari banyak negara," tandas Gita.
Sebagai informasi, proyek KF-21 Boramae merupakan bagian dari upaya Indonesia dan Korea Selatan untuk mengembangkan pesawat tempur generasi baru yang mampu bersaing di kancah global. Pesawat ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara kedua negara dan memperkuat industri kedirgantaraan serta teknologi pertahanan nasional.
Bagi Indonesia, keterlibatan dalam proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan, tetapi juga membuka peluang besar bagi transfer teknologi dan pengembangan industri kedirgantaraan domestik. Dengan demikian, diharapkan bahwa proyek KFX/IFX akan memberikan dampak jangka panjang bagi Indonesia dalam hal kemandirian industri pertahanan dan teknologi dirgantara.
Sentimen: positif (100%)