Sentimen
Negatif (98%)
27 Sep 2024 : 21.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solok

Kronologi Longsornya Tambang Emas di Solok yang Tewaskan 15 Orang Regional 27 September 2024

27 Sep 2024 : 21.35 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Kronologi Longsornya Tambang Emas di Solok yang Tewaskan 15 Orang Editor SOLOK, KOMPAS.com - Sebanyak 40 orang tertimbun longsor di penambangan emas ilegal di Kota Solok , Sumatera Barat. Akibatnya, 15 orang dinyatakan meninggal, 25 korban hilang. Kronologi bermula saat para penambang melakukan aktivitasnya pada Kamis (26/9/2024) sore. Sekira pukul 17.00 WIB, tiba-tiba tumpukan material menimbun para korban yang ketika itu sedang mencari emas. Lokasi persisnya berada di Nagari (Desa) Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok. Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak terkait. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung terjun ke lokasi guna mengevakuasi korban. Kalaksa BPBD Solok, Irwan Efendi melaporkan ada 40 orang penambang yang menjadi korban. Hingga Jumat (27/9/2024), dilaporkan 15 korban ditemukan tewas. "Dari 15 orang yang meninggal dunia, 11 orang sudah dievakuasi di nagari sedangkan 4 orang masih di lokasi kejadian," ujar Irwan dikutip dari Tribunnews, Jumat (27/9/2024). Irwan menjelaskan, 5 korban tewas sudah teridentifikasi. Selanjutnya para korban diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. "Saat ini proses evakuasi masih berlangsung dan informasi selanjutnya akan kami sampaikan," tutup Irwan. Seorang warga bernama Syafrial menggambarkan kondisi lokasi kejadian. Diketahui, tambang ilegal tersebut jauh dari perkampungan warga, tepatnya di tengah hutan. Perlu berjalan kaki sejauh 5 hingga 6 jam agar bisa tiba di lokasi. Jalan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dan melewati perbukitan. Syafrial menilai, lokasi yang jauh bisa jadi penyebab lama dan sulitnya proses evakuasi. "Lokasi itu memang sudah jadi lokasi tempat warga pergi menambang emas. Karena dalam perjalanan menuju lokasi akan bertemu sungai besar dan mendaki perbukitan," tutur dia. Pernah dirazia Kapolres Solok, AKBP Muari membenarkan sudah sejak lama lokasi tersebut menjadi tambang emas ilegal . Polisi sudah berulang kali melakukan razia guna melakukan penertiban selama 2023 hingga 2024. Namun, warga tetap ngeyel mencari emas di lokasi itu. Menurut Muari, dulu para penambang bekerja dengan alat berat. Sekarang warga hanya berbekal alat sederhana seperti linggis. "Tambang sudah lama ditinggalkan oleh penambang, dulu menggunakan alat," urainya. Muari melaporkan, selama dirazia, sudah ada 7 orang diamankan. Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologi Longsor Timbun 40 Penambang Emas Hidup-hidup di Solok, 15 Tewas, Sisanya Masih Hilang Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (98.5%)