Serang, Beritasatu.com- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan nilai  jatuh tempo utang pada 2025 menyentuh Rp 800,33 triliun. Jumlah ini terbagi dalam surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 705,5 triliun dan pinjaman Rp 94,83 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Riko Amir mengatakan meski utang jatuh tempo Rp 800,33 triliun, pemerintah yakin investor tetap akan melakukan refinancing SBN. Untuk itu, pemerintah berupaya menjaga kredit rating sehingga dapat menjaga minat investor menaruh uang mereka di pasar keuangan domestik

“Bagaimana kredit rating negara tersebut dipercaya sehingga investor akan refinancing SBN yang sudah jatuh tempo. Hal yang dilihat adalah kredit rating-nya karena menggambarkan risiko negara tersebut,” ucap Riko dalam media gathering APBN 2025 di Anyer, Serang, pada Kamis (26/9/2024) dikutip Investor Daily.

Riko mengatakan investor membutuhkan SBN sebagai instrumen untuk menyimpan dana. Dengan perekonomian Indonesia yang terjaga baik, investor akan melakukan refinancing SBN.

“Utang jatuh tempo yang akan dibiayai kembali dari investor yang melepas SBN tersebut, bagaimana caranya yakinkan mereka, fondasi perekonomian kita tetap kuat, pemerintah kredibel,” terang Riko.

Pada saat yang sama pemerintah juga aktif memberikan kabar perekonomian nasional.  “Kami juga aktif memberi penjelasan investor besar yang pegang global bonds mengenai kondisi di Indonesia, sehingga mereka tetap menginvestasikan dana ke bonds di Indonesia,” kata Riko.