Sentimen
Gen Z disebut lebih cepat miskin, Pakar : Ini warning
Elshinta.com
Jenis Media: Ekonomi
ilustrasi freepik Gen Z disebut lebih cepat miskin, Pakar : Ini warning Dalam Negeri Nandang Karyadi Selasa, 24 September 2024 - 15:40 WIB
Elshinta.com - Survei CNBC menyebut Generasi Z dan Milenial bakal lebih cepat miskin daripada generasi lainnya akibat sulit menabung dan punya kebiasaan "doom spending" atau berbelanja secara impulsif tanpa berpikir panjang guna menghibur dan menenangkan diri akibat perasaan pesimis terkait kondisi ekonomi dan masa depan.
Dikutip dari CNBC Indonesia, berdasarkan hasil Survei Keamanan Finansial International Your Money CNBC yang dilakukan oleh Survey Monkey, hanya sebanyak 36,5 persen orang dewasa di dunia yang merasa bahwa mereka lebih baik secara finansial daripada orang tua mereka. Sementara itu 42,8 persen lainnya merasa bahwa mereka sebenarnya lebih buruk daripada orang tua mereka. Hasil ini diperoleh dari 4.342 orang dewasa di seluruh dunia.
Pakar Kebijakan Publik dan Analis Ekonomi, Dr. Agus Herta Sumarto mengatakan survei ini menjadi peringatan bagi semua pihak dan bukti ada permasalahan yang sangat signifikan terutama dalam kebiasaan hidup atau behaviour generasi muda, yang sangat rentan terhadap perubahan yang begitu cepat.
“Hasil survei itu menjadi warning bagi kita semua, baik itu generasi milenial terutama generasi saat ini yaitu gen Z dan gen Alpha.” kata Dr. Agus Herta Sumarto dalam wawancara bersama Radio Elshinta pada Selasa (24/9/2024)
“Dikhawatirkan, mental generasi muda belum benar-benar siap bisa beradaptasi dengan perubahan. Apalagi mayoritas dari hasil survei kemiskinan terjadi pada mereka yang memiliki ketidakyakinan dan daya juang yang kurang,” katanya
Menurut Agus Herta, permasalahan akan semakin besar mengingat struktur ekonomi kita saat ini ditopang oleh konsumsi yang sangat tinggi dan itu sangat riskan oleh perubahan.
“Generasi muda kita saat ini jadi mayoritas, lebih dari 50% penduduk Indonesia itu berasal dari gen Z dan gen Alpha, bisa dibayangkan jika generasi muda yang diharapkan menjadi daya penggerak perekonomian, malah memiliki persoalan mendasar dalam hal daya juang dan tendensi konsumsi yang sangat tinggi.”
Perilaku generasi muda yang cenderung “doom spending” menjadi masalah yang sangat besar dan bisa menjadi faktor penghambat cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju dengan generasi emas di 2045.
Agus mengungkapkan bahwa saat ini pendidikan kita selalu sedikit tertinggal di belakang dengan perkembangan dunia ekonomi. Dunia pendidikan kurang bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada sekarang. Seringkali apa yang disediakan dunia pendidikan dari segi kurikulum maupun praktikum belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan hal ini telah berlangsung cukup lama.
Kondisi ini menjadi koreksi bersama terutama dunia pendidikan untuk terus melakukan perbaikan. Tentunya dengan memperhatikan kondisi lingkungan terutama eksternal yang terus berubah sangat cepat . “Jika tidak diperbaiki dengan baik, saya khawatir ada lost generation atau generasi yang hilang dari Indonesia ini,” ujar Agus Herta
“Perlu peran kita semua bukan hanya pemerintah, paling penting peran orangtua terutama perkotaan yang karena sibuk bekerja sehingga anak seringkali tumbuh dengan mandiri tanpa pendampingan. Sayangnya dengan perkembangan teknologi modern yang ada, anak tumbuh tidak sesuai dengan harapan,” lanjutnya.
Pemerintahan baru yang akan datang sudah mulai memiliki perhatian yang sangat besar pada perkembangan gizi generasi muda. “Harapannya di masa pemerintahan baru mendatang tidak hanya fokus pada gizi fisiknya saja tapi juga gizi dari Rohani dan psikologi generasi muda” pungkasnya
Sementara itu, Agus menjelaskan bahwa perilaku konsumsi bagus selama masih dalam koridor yang seharusnya. Fungsi konsumsi salah satunya untuk menjalankan roda perekonomian. Namun, jika konsumsi dilakukan berlebihan akan menciptakan permasalahan yang besar di masa mendatang. Kita harus memiliki tabungan (saving) dan manajemen finansial yang baikuntuk menghadapi resiko di masa depan. (Sus/Ter)
Sumber : Radio Elshinta
Sentimen: positif (100%)