Sentimen
Negatif (100%)
23 Sep 2024 : 15.49
Informasi Tambahan

Hewan: Ular, Ular piton

Kab/Kota: Palopo

Warga Luwu Dililit Ular Piton, BKSDA Minta Warga Hindari Habitatnya Makassar 23 September 2024

23 Sep 2024 : 15.49 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Warga Luwu Dililit Ular Piton, BKSDA Minta Warga Hindari Habitatnya Tim Redaksi   LUWU, KOMPAS.com – Hidayat, warga Dusun Marangka, Bonelemo Barat, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu , Sulawesi Selatan, terpaksa harus dirawat di rumah sakit setelah dililit ular piton, Minggu (22/9/2024). Hasdin, ponakan dari Hidayat sempat mendengar teriakan jika pamannya dililit ular, sehingga langsung menuju ke lokasi hidayat berteriak. Hasdin mengatakan, peristiwa bermula saat pamannya pergi ke kebun berjalan kaki. Perjalanan menuju kebun itu melewati bukit penuh semak. “Begitu di daerah semak, tiba-tiba ular piton langsung menerkam tumit kaki sebelah kiri om Hidayat lalu menggigit betis sebelah kanan kemudian langsung melilit seluruh badan," kata Hasdin saat dikonfirmasi, Senin (23/9/2024). Setelah terlilit ular, pamannya itu jatuh dan berguling ke daerah pesawahan dengan ular yang masih melilit badannya. Saat kejadian, Hasdin hendak ke sawah untuk membuat saluran air dan mendengar teriakan pamannya. Saat itulah dia melihat ular melilit tubuh pamannya hingga leher. “Sudah terlilit sampai ke leher dan masih sempat bicara menyuruh saya untuk segera memotong ekor ular," ucap Hasdin. Hasdin pun langsung melukai beberapa bagian tubuh ular sehingga bisa melepaskan lilitan ular dari tubuh pamannya. Kepala BKSDA Wilayah I Palopo Iskandar Husni mengatakan, hal ini termasuk konflik satwa liar sehingga yang pertama diperhatikan adalah habitat ular. Dia menyebut, saat ini jumlah lahan tidak bertambah tetapi jumlah manusia bertambah. “Jadi konflik itu meningkat dengan adanya misalnya pembukaan lahan, pembuatan rumah dan bangunan lain seperti ruko dan sebagainya sehingga ada kemungkinan konfliknya cenderung meningkat karena sama-sama memperebutkan habitat. Itu semua satwa liar berlaku artinya mereka dalam posisi mempertahankan habitatnya,” ujar Iskandar. Menurut Iskandar, ini juga adalah terkait dengan konflik rantai makanan, kemungkinan mangsanya sudah berkurang jadi konfliknya ke manusia. “Mungkin cari makan atau dalam musim kawin sehingga terjadi konflik, mereka sebenarnya menghindari manusia cuma karena sedang mempertahankan habitatnya atau mencari makan sehingga terjadi hal demikian,” tutur Iskandar. Iskandar mengimbau ke masyarakat bahwa jika terjadi kecenderungan konflik semakin meningkat, harus dipahami dulu posisi habitatnya. “Kalau bisa hindari area habitat satwa liar guna menghindari konflik,” jelas Iskandar. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)