Harga Minyak Turun, tetapi secara Mingguan Naik karena Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Beritasatu.com
Jenis Media: Ekonomi
Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak turun pada perdagangan Jumat (20/9/2024), tetapi mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut, karena pemotongan suku bunga The Fed dan turunnya pasokan minyak AS.
Harga minyak mentah Brent acuan global turun 39 sen atau 0,52% menjadi US$ 74,49 per barel, sedangkan harga minyak mentah WTI acuan AS turun 3 sen atau 0,4% menjadi US$ 71,92.
Tanda-tanda perlambatan ekonomi pada konsumen utama China membuat harga melemah. Namun, untuk minggu ini, kedua acuan ditutup naik lebih 4%. Harga telah pulih setelah Brent turun di bawah US$ 69 untuk pertama kalinya dalam hampir 3 tahun pada 10 September.
Harga naik lebih 1% pada Kamis (19/9/2024), sehari setelah keputusan bank sentral AS memangkas suku bunga setengah poin persentase. Pemangkasan suku bunga biasanya mendongkrak aktivitas ekonomi dan permintaan energi, tetapi sejumlah analis mengkhawatirkan melemahnya pasar tenaga kerja AS.
“Pemotongan suku bunga AS melemahkan dolar dan mendukung minyak mentah minggu ini,” kata analis di UBS, Giovanni Staunovo dilansir CNBC International.
The Fed memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir tahun ini, satu poin persentase penuh pada tahun depan, dan pemangkasan setengah poin persentase pada 2026.
Sementara sekitar 6% produksi minyak mentah dan 10% produksi gas alam di Teluk Meksiko AS terhenti setelah Badai Francine. Hal ini mendukung harga minyak dari penurunan persediaan minyak mentah AS ke level terendah dalam 1 tahun pada minggu lalu.
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah juga semakin mendorong pasar minyak. Israel mengumumkan telah menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah dan tokoh senior lainnya gerakan Lebanon dalam sebuah serangan udara di Beirut.
Sentimen: negatif (96.2%)