Sentimen
Negatif (57%)
21 Sep 2024 : 13.46
Tokoh Terkait

Setelah Insiden Peretasan, Volume Perdagangan Indodax Lampaui Setengah Triliun

21 Sep 2024 : 13.46 Views 67

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta, Beritasatu.com - Salah satu perusahaan teknologi di bidang blockchain dan aset kripto, Indodax, mengalami peretasan minggu lalu selama sekitar 24 jam, yang menyebabkan penghentian sementara transaksi pengguna. Namun, setelah proses pemulihan sistem (maintenance), volume transaksi mencatatkan tren positif mencapai Rp 547 miliar, lebih dari setengah triliun rupiah.

"Setelah insiden keamanan pada Rabu 11 September 2024, yang diduga dilakukan peretas asal Korea Utara, kami pulih dalam kurun waktu sekitar 80 jam," ungkap CEO Indodax Oscar Darmawan, seperti dikutip oleh Investor Daily, Sabtu (21/9/2024).

Oscar menjelaskan volume perdagangan di Indodax setelah maintenance, yakni dari 14-17 September 2024, mencapai Rp 547 miliar. "Pemulihan pascainsiden ini termasuk cepat dibandingkan bursa kripto lain yang pernah mengalami peretasan," ujarnya.

Ia menambahkan peretasan dapat terjadi pada bursa kripto negara mana pun di dunia. "Kami telah menerapkan langkah-langkah mitigasi komprehensif untuk mencegah insiden serupa dan memperkuat sistem keamanan," kata Oscar.

Indodax kini telah sepenuhnya memulihkan operasionalnya dengan standar keamanan lebih tinggi. Saat ini, Indodax juga berkoordinasi dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta pihak kepolisian untuk memastikan tindak lanjut insiden ini.

Sebelumnya, Indodax diduga diretas dengan dugaan transaksi mencurigakan sebesar US$ 14,4 juta atau sekitar Rp 215 miliar. Dugaan ini pertama kali diungkap oleh akun X milik perusahaan keamanan Cyvers Alerts. Dalam unggahan akun @CyversAlert, sistem Indodax terdeteksi ada transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet di berbagai jaringan.

"Diperkirakan sekitar US$ 14,4 juta sudah disimpan di alamat yang mencurigakan dan token telah ditukarkan dengan Ether," tulis unggahan dari X, Rabu (11/9/2024), seperti dikutip Beritasatu.com.

Setelah peringatan pertama, Cyvers Alerts kembali mendeteksi lebih dari 150 transaksi mencurigakan lainnya, dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 18,2 juta atau sekitar Rp 277 miliar.

Sentimen: negatif (57.1%)