Jakarta, Beritasatu.com - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) sebagai pengelola Tol Trans-Jawa mendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa dengan memperkuat konvektivitas melalui jalan tol. Langkah ini terus dilakukan oleh JTT untuk mendapatkan manfaat positif dan kontribusi untuk pembangunan negeri.

JTT saat ini memiliki 676 kilometer jalan tol yang beroperasi di sepanjang Tol Trans-Jawa, yang terbagi dalam tiga ruas operasional, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

VP Corporate Secretary and Legal PT JTT Ria Marlinda Paalo mengatakan, Tol Trans-Jawa telah membawa berbagai dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Beberapa indikator pertumbuhan ekonomi, yakni kenaikan produk domestik bruto (PDB) di provinsi sepanjang jalur Tol Trans-Jawa.

Provinsi tersebut meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta. Dengan adanya konektivitas yang baik, akan meningkatkan akses ke pasar nasional dan internasional, sehingga akan berdampak ke peningkatan output ekonomi daerah.

"Konektivitas yang lebih cepat dan efisien ini akan meningkatkan volume perdagangan antarkota di Pulau Jawa, khususnya perdagangan barang konsumsi dan bahan baku industri," ucap Ria dikutip dari keterangannya, Sabtu (21/9/2024).

Lebih lanjut, Ria menyebut adanya jalan tol akan mempercepat pengiriman barang antardaerah. Hal ini membuat sirkulasi barang merata di seluruh pulau," ucapnya.

Pertumbuhan perdagangan ini bisa meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi. Oleh karena itu, PT PJJ terus berkomitmen untuk menjaga kesehatan finansial untuk menciptakan iklim investasi yang stabil dan menarik dalam  industri jalan tol.

"Kita fokus untuk manajemen risiko yang baik, serta dukungan pengembangan infrastruktur berkelanjutan, maka akan meningkatkan kepercayaan investor dalam memperkuat pertumbuhan sektor jalan tol di Tanah Air," ucap dia.

Lebih lanjut Ria mengatakan, dampak signifikan jalan tol, yakni efisiensi biaya transportasi dan penurunan biaya logistik.

"Waktu tempuh yang lebih singkat membuat distribusi barang menjadi cepat dan murah. Penurunan biaya pengiriman akan membuat produk domestik memiliki daya saing dari sisi harga baik di dalam negeri dan luar negeri. Hal ini juga bisa meninngkatkan daya beli masyarakat," pungkas Ria.