Sentimen
Positif (99%)
21 Sep 2024 : 10.19
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Semarang, Solo, Boyolali

Abon Legendaris Rojo Koyo dari Boyolali Bertahan sejak 1976

21 Sep 2024 : 10.19 Views 14

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

Boyolali, Beritasatu.com - Industri rumahan abon legendaris yang berada di Desa Winong, Boyolali, Jawa Tengah, telah berdiri sejak 1976. Usaha ini dikenal dengan nama "Abon Rojo Koyo" yang dalam bahasa Jawa berarti "kekayaan orang desa," merujuk pada sumber daya ternak, seperti sapi yang menjadi bahan utama produk ini.

Meskipun pemasaran abon ini masih terbatas di Pulau Jawa, dalam sehari usaha ini dapat menghabiskan satu hingga dua ekor sapi besar. Proses pembuatan abon masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tungku besar. Setelah sapi dipotong dan dibersihkan, dagingnya direbus menggunakan kayu bakar selama 4-5 jam. Setelah matang, daging didinginkan dan keesokan harinya dimulai proses pencampuran dengan bumbu rempah untuk membuat abon.

"Proses pembuatan abon memakan waktu dua hari. Daging yang sudah direbus kemudian dicampur dengan bumbu, dan tahap terakhir adalah menggorengnya hingga kering," jelas Ngatmi (70), pemilik abon Rojo Koyo, kepada Beritasatu.com, Sabtu (21/9/2024).

Ngatmi menjelaskan, awalnya usaha ini dimulai melalui kerja sama dengan orang lain. Namun, setelah diambil alih olehnya, usaha tersebut terus berkembang hingga saat ini.

"Dahulu usaha ini milik orang lain. Setelah pemiliknya pergi, usaha ini dialihkan kepada saya, dan sampai sekarang terus berkembang," tambahnya.

Saat ini, abon Rojo Koyo sudah menawarkan sembilan varian rasa, seperti manis, gurih, asin, dan pedas, dengan berbagai pilihan ukuran. Untuk memudahkan pelanggan, Ngatmi juga membuka toko abon di samping rumah produksinya.

"Sekarang ada sembilan varian rasa dengan harga mulai dari Rp 21.500 hingga Rp 85.000. Kami juga menyediakan toko di samping rumah produksi, karena banyak juga yang datang langsung untuk membeli," ujarnya.

Abon Rojo Koyo telah dipasarkan ke berbagai kota besar, seperti Solo, Semarang, Jakarta, dan wilayah Jawa Timur. Bahkan, di Jawa Timur, abon tersebut dijual kembali ke luar Pulau Jawa.

"Dari informasi yang saya dapat, abon ini juga dijual lagi ke luar Jawa setelah sampai di Jawa Timur," ungkapnya.

Saat ini, Ngatmi mempekerjakan 15 tetangganya, yang mayoritas adalah ibu-ibu rumah tangga. Mereka bekerja dalam berbagai tahapan produksi, mulai dari merebus daging, membungkus abon, hingga menjaga toko.

"Para pekerja ini adalah ibu-ibu di sekitar sini, dan mereka sudah lama ikut bekerja. Ada yang bertugas merebus daging, membungkus, dan menjaga toko," jelas Ngatmi.

Lilis, salah satu pelanggan setia mengaku telah berlangganan di toko Abon Rojo Koyo sejak lama. Ia dan rekan-rekan kantornya sering membeli abon rasa pedas dan asin sebagai tambahan makanan di rumah.

"Saya sudah langganan di sini sejak lama. Saya dan teman-teman kantor sering membeli abon rasa pedas dan asin untuk dibawa pulang bagi keluarga," ujar Lilis.

Sentimen: positif (99.2%)