Jakarta, Beritasatu.com - Kasus congkel mata yang viral di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menarik perhatian psikolog klinis forensik Kasandra Putranto. Menurutnya insiden keji ini disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah pengaruh zat adiktif seperti minuman keras atau alkohol.

"Insiden pencokelan mata mencerminkan masalah emosional dan sosial yang kompleks. Penting untuk melakukan pemeriksaan psikologis untuk menggali penyebab utama insiden ini," jelas Kasandra Putranto saat berbincang dengan Beritasatu.com pada Sabtu (21/9/2024).

Kasandra menilai, perilaku agresif dan kekerasan sering kali dipicu oleh konflik antarkelompok atau ketegangan yang sudah ada sebelumnya.

"Menurut Murry (Hall & Lindzey, 1993), perilaku agresif merupakan cara untuk melawan dengan kuat, melalui tindakan seperti berkelahi atau menyerang," ungkapnya.

Ia menekankan, individu dalam kelompok sering kali merasa lebih berani melakukan tindakan yang biasanya tidak akan mereka lakukan sendirian, yang dapat menciptakan budaya kekerasan.

"David G , Myers dan Jean M. Twenge (2019) menyatakan bahwa perilaku yang tidak terkendali sering terjadi karena provokasi dari 'kekuatan yang ada dalam kelompok'," katanya.

Selain faktor kelompok, Kasandra menyoroti bahwa pengaruh zat adiktif, seperti alkohol dan narkotika, juga dapat mendorong seseorang untuk bertindak di luar batas kewajaran.

"Kita perlu menganalisis lebih lanjut apakah zat adiktif mengaktifkan kontrol emosi dan meningkatkan agresivitas, sesuai pendapat Bushman (1990)," ujarnya.

Menurutnya, keberadaan zat adiktif dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan signifikan, terutama dalam tingkat emosional.

"Pendapat ini bersifat umum dan tidak didasarkan pada kasus khusus, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan," tambahnya.

Mengacu pada kejadian yang terjadi di acara klub vespa di Gunung Putri, Kasandra menegaskan pengaruh alkohol dalam insiden ini memang ada.

Sebuah percakapan WhatsApp yang beredar di grup Vespa Kabupaten Bekasi menyebutkan kejadian tersebut dipicu oleh kehadiran seorang wanita yang merupakan mantan istri korban.

“Awalnya, si cewek ini kepalanya dibotolin sampai luka oleh korban. Pelaku yang tidak terima akhirnya terlibat baku hantam. Semua pihak terlibat dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol,” tulis percakapan dalam grup tersebut.