Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Jakartaglobe.id Forum, Menhub Budi Karya Bahas Tantangan Industri Penerbangan Era Pascapandemi Covid-19
Beritasatu.com
Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi industri penerbangan Indonesia serta langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya. Hal ini disampaikan dalam Jakartaglobe.id Forum dengan tema "Konektivitas Kunci Pemerataan Ekonomi", yang berlangsung di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Salah satu permasalahan utama yang disorot oleh Budi adalah berkurangnya jumlah pesawat yang beroperasi pascapandemi. Saat ini, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia berkisar antara 420 hingga 430 unit, sementara sebelum pandemi, jumlah tersebut mencapai 650 pesawat.
"Sebelum Covid-19, jumlah pesawat yang beroperasi, terutama yang besar, mendekati 100 hingga 400 unit, mencapai 650. Sekarang hanya tersisa 420 hingga 430 pesawat, jadi ada penurunan sekitar 30 persen," ujar Budi dalam forum tersebut.
Untuk mengatasi penurunan ini, perusahaan penerbangan berupaya meningkatkan efisiensi operasional pesawat yang ada. Langkah-langkah seperti pengoptimalan penggunaan bahan bakar dan peningkatan produktivitas menjadi prioritas. Namun, kenaikan harga minyak dunia memengaruhi biaya operasional penerbangan, karena bahan bakar avtur menjadi lebih mahal.
"Biaya naik pesawat memang menjadi lebih tinggi, apalagi dengan kenaikan harga minyak yang berpengaruh langsung pada harga avtur," imbuhnya.
Selain itu, dalam diskusi tersebut, juga dibahas upaya penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti B100 (biodiesel). Bahan bakar ini diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil, termasuk avtur, di masa mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada The Jakarta Globe Forum dengan tema "Konektivitas Kunci Pemerataan Ekonomi", yang berlangsung di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Jumat, 20 September 2024. - (Beritasatu.com/Jayanty Nada Shofa)
"Kita tidak bisa terus bergantung pada bahan bakar fosil. Ada ide-ide baik dari organisasi aviasi seperti ICAO untuk mulai beralih ke bahan bakar alternatif. Suatu hari nanti, bahan bakar fosil akan habis, dan saat ini pun penggunaannya menyebabkan pencemaran lingkungan. Jadi, kita harus berfokus pada keberlanjutan," jelas Budi.
Meski demikian, Budi mengakui biaya penggunaan bahan bakar ramah lingkungan saat ini masih lebih tinggi dibandingkan bahan bakar fosil. Meskipun begitu, inovasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada fosil dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
"Harga bahan bakar ramah lingkungan memang masih lebih tinggi saat ini, tapi kita terus berusaha untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik," tandasnya.
Sentimen: positif (99.7%)