Jakarta, Beritasatu.com - Pembangunan infrastruktur pertanian menjadi salah satu fokus selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu dengan membangun 53 bendungan untuk memperkuat ketahanan pangan.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja menyampaikan, total sawah di Indonesia sekitar 7,3 juta hektare. Namun, sebelumnya yang beririgasi teknis dan disuplai air sepanjang waktu oleh bendungan hanya sekitar 11%. Melalui keberadaan bendungan, produktivitas pertanian bisa ditingkatkan.

"Dalam 10 tahun, kita berhasil meningkatkan produktivitas pertanian. Indeks pertanaman kita dari 1,7 menjadi hampir tiga. Jadi, dengan menambah sebanyak 53 bendungan baru, tampungan kita bertambah. Yang tadinya sawah tadah hujan hanya bisa panen satu sampai satu setengah kali, artinya satu kali tanam sawah, dengan adanya bendungan kita bisa tanam dua sampai tiga kali," kata Endra S Atmawidjaja, Jumat (20/9/2024).

Enda menyampaikan, penambahan 53 bendungan selama pemerintahan Jokowi sangat penting untuk meningkatkan tampungan air, terutama pada musim-musim kering, sehingga ketahanan pangan bisa terus terjamin.

"Biasanya di musim kering, kita tidak bisa produksi pangan dan harus impor. Ke depannya, banyak negara juga bersikap proteksionis, artinya memprioritaskan kebutuhan dalam negerinya untuk ekspor. Kita tidak bisa seperti itu, menggantungkan pada negara lain. Jadi, kita harus mandiri dengan menyiapkan lahan-lahan yang memang bisa produktif di musim kemarau. Tampungan (air) ini sangat penting, terutama apabila dikaitkan dengan perubahan iklim," ujarnya.

Dikatakan Enda, dampak perubahan iklim membuat hujan tidak menentu. Keberadaan bendungan bisa menampung air saat hujan turun. Pada saat hujan ekstrem pun, bendungan bisa menahan air agar tidak langsung masuk ke area-area permukiman.

"53 bendungan yang berhasil kita bangun ini adalah bagian dari target 61. Sisa delapan lagi akan kita lanjutkan pada periode Pak Prabowo-Gibran. Tentunya, beberapa akan selesai pada 2025, dan ada satu atau dua lagi yang selesai pada 2026," kata Enda.