Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Depok
Mengaku Bayar Lahan, Penghuni TPS Liar di Limo Enggan Pergi meski Disomasi Megapolitan 17 September 2024
Kompas.com
Jenis Media: Metropolitan
Mengaku Bayar Lahan, Penghuni TPS Liar di Limo Enggan Pergi meski Disomasi Tim Redaksi DEPOK, KOMPAS.com - Penghuni tempat penampungan sementara (TPS) liar di Limo, Depok, disebut enggan minggat sebab mengaku sudah membayar lahan untuk tinggal di sana. Hal itu disampaikan pemilik lahan TPS liar, yakni PT Megapolitan Developments Tbk. "Apalagi setelah kami (pasang) portal jalan, muncul lagi satu atau dua (keluarga) yang sempat balik lagi karena ada bahasa, 'kami di sini bayar' ," ucap perwakilan tim legal PT Megapolitan Developments Olanda Marpaung kepada Kompas.com, Selasa (17/9/2024). Perusahaan sempat memberi somasi kepada warga yang tinggal di sana pada 16 Agustus 2024. Awalnya, somasi tersebut membuahkan hasil dan beberapa warga pindah. "Kalau informasi yang kami dapatkan, satu atau dua keluarga (sempat) sudah mulai dia menyusun barang untuk pindah (dari TPS)," kata Olanda. "Ada beberapa warga yang memang menolak, namun ada beberapa warga yang memang keluar setelah kami kirimkan somasi itu, keluar dari lapak kami maksudnya," imbuh dia. Namun, kemudian somasi itu diabaikan dengan berbagai macam dalih. Setidaknya terdapat 200 kepala keluarga (KK) yang menempati lahan PT Megapolitan selama bertahun-tahun. Bahkan, ada yang tinggal di sana sejak 2003. Oleh karena itu, pemilik lahan tak akan lagi memberi kelonggaran dan berencana melaporkan hal ini ke kepolisian. "Kalau sekarang, kami sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk menyiapkan laporan hingga tidak dapat disanggah lagi," jelas Olanda. Sebelumnya diberitakan, TPS liar di Limo , Depok, ditutup oleh warga dengan memasang portal jalan pada Sabtu (24/8/2024). "Hari Sabtu kemarin pemasangan portalnya," ucap Penjaga keamanan lahan PT Megapolitan Baihaqi saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (27/8/2024). Aksi ini dilakukan karena beberapa warga mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat TPS liar ini. "Kalau dari warga, kita juga sering berkoordinasi dengan warga, itu sudah ada korban terdampak dari sampah tersebut yaitu penyakit ISPA itu," ujar dia. Setelah pemasangan portal itu, warga bersama stakeholder terkait termasuk DLHK Depok menggelar mediasi. Hasil mediasi itu adalah DLHK akan menutup total TPS liar yang telah beroperasi belasan tahun ini. "Buat saya, solusinya sudah tutup, enggak ada lagi TPS liar di sini," terang Abdul di forum mediasi, Senin (9/9/2024). Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (100%)