Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Maros, Dharmasraya
Tokoh Terkait
KPU Nilai Jumlah Calon Tunggal Masih Bisa Berkurang Jelang Penetapan Paslon Nasional 16 September 2024
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
KPU Nilai Jumlah Calon Tunggal Masih Bisa Berkurang Jelang Penetapan Paslon Tim Redaksi MAROS, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) RI memperkirakan jumlah pilkada dengan calon tunggal akan berkurang setelah penetapan kandidat pada 22 September 2024. Hal ini disampaikan Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin di Maros , Sulawesi Selatan, Minggu (15/9/2024). "Ada lagi yang memberikan berkas kembali karena situasi perpanjangan, (karena sebelumnya) ada yang tidak diterima, ada yang kemudian masih berproses di Bawaslu ," kata Afifuddin. Awalnya, KPU mencatat 43 daerah yang hanya menerima berkas dari satu bakal pasangan calon kepala daerah. Namun, hingga saat ini, KPU menyatakan ada 37 kabupaten/kota dan satu provinsi yang berpotensi memiliki pasangan calon tunggal, setelah masa pendaftaran diperpanjang. Meski jumlahnya masih banyak, secara persentase angkanya mengalami penurunan dibandingkan pilkada sebelumnya. Afifuddin juga menjelaskan, beberapa daerah berpotensi mendapatkan tambahan pasangan calon. Daerah-daerah tersebut antara lain Manokwari, Lampung Timur, Lahat, Tapanuli Tengah, dan Dharmasraya. Namun, keputusan final mengenai apakah calon-calon yang mendaftar di masa perpanjangan memenuhi syarat pencalonan akan diumumkan pada 22 September 2024. "Kita pastikan nanti 22 September saat penetapan (pasangan calon)," tutup Afifuddin. Di luar itu, KPU RI meminta jajarannya di daerah untuk menggelar simulasi pemungutan suara bagi pilkada calon tunggal melawan kotak kosong. Simulasi ini dianggap penting untuk mempersiapkan penyelenggara pemilu di daerah, khususnya dalam menghadapi pilkada dengan calon tunggal. “Nanti kita akan bebankan ke teman-teman provinsi, terutama kalau memang waktu dan kesempatannya ada nanti kita dorong juga untuk melakukan simulasi,” kata Afif. “Biasanya sih di level provinsi yang kita mintakan melakukan simulasi di level daerah,” ucapnya. Afifuddin menambahkan bahwa simulasi ini krusial agar jajaran KPU di daerah lebih siap dalam mengantisipasi pilkada dengan calon tunggal versus kotak kosong. Simulasi ini juga diharapkan dapat menjadi media sosialisasi untuk pemilih yang mungkin belum memahami mekanisme pemungutan dan penghitungan suara dalam pilkada kotak kosong. Selain itu, simulasi ini juga dapat menjadi medium sosialisasi untuk para pemilih yang boleh jadi tak seluruhnya paham mengenai pilkada kotak kosong dan bagaimana mekanisme pemungutan dan penghitungan suaranya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (86.5%)