Sentimen
Positif (93%)
12 Sep 2024 : 19.21
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Mangga Besar, Tebet

Cerita Perjuangan Para Ibu Hamil yang Tetap Mengandalkan Transportasi Umum untuk Mobilitas Sehari-hari Megapolitan 12 September 2024

12 Sep 2024 : 19.21 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Cerita Perjuangan Para Ibu Hamil yang Tetap Mengandalkan Transportasi Umum untuk Mobilitas Sehari-hari Tim Redaksi BOGOR, KOMPAS.com – Seorang ibu hamil bernama Devi Shintia (29), masih mengandalkan transportasi umum untuk aktivitas sehari-hari. Setiap hari, ia berangkat dari Stasiun Bogor menuju kantornya di Tebet, Jakarta Selatan, menggunakan KRL. Devi mengaku merasa nyaman menggunakan KRL sebagai moda transportasi andalannya, meski kini usia kehamilannya sudah tujuh bulan. “Menurut saya, tidak ada yang sulit naik kendaraan umum untuk sekarang ini. Saya seorang ibu hamil yang kebetulan pulang pergi naik KRL,” ujar Devi saat diwawancarai, Rabu (12/9/2024). Setiap hari, Devi berangkat dari Stasiun Bogor sekitar pukul 06.15 WIB. Ia merasa aman karena mendapatkan fasilitas prioritas di KRL. “Sekarang ibu hamil itu salah satu prioritas yang berhak dapat tempat duduk di KRL. Tinggal pakai aja pin ibu hamil di baju, terus saya bisa langsung duduk di tempat prioritas,” tambahnya. Febrina Widuri (26), ibu hamil lain yang mengandung anak pertama, juga memilih menggunakan transportasi umum seperti angkot dan bus untuk mobilitasnya. Menurut dia, kehamilan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk tetap beraktivitas di luar rumah, termasuk menggunakan kendaraan umum. Namun, ia menyarankan penggunaan korset penopang perut untuk mengurangi efek guncangan selama perjalanan. “Hamil itu bukan berarti gak bisa beraktivitas di luar dengan menggunakan kendaraan umum, tapi memang untuk ibu hamil amannya pakai korset untuk menopang perut dari guncangan,” ucap Febrina. Meski nyaman, Febrina mengakui ada beberapa tantangan, terutama saat menggunakan angkot. Masalah utama yang dihadapinya adalah asap rokok dan perilaku pengemudi yang ugal-ugalan. “Yang agak sulit itu asap rokok, apalagi di angkot, susah banget untuk dikendalikan. Angkot di Bogor khususnya banyak yang ugal-ugalan dan kendaraannya sudah gak baik secara mesin,” ujarnya. Meskipun demikian, Febrina merasa bersyukur karena transportasi umum seperti busway dan KRL sudah semakin ramah bagi ibu hamil, terutama dengan fasilitas pin khusus ibu hamil yang memungkinkan mereka mendapatkan tempat duduk prioritas. “Perihal banyak ibu hamil yang tidak dapat kursi itu karena minimnya kesadaran dan empati beberapa orang,” kata Ririn, salah satu ibu hamil yang juga menggunakan transportasi umum. Ira (26), seorang ibu hamil yang rutin menggunakan KRL dari Stasiun Mangga Besar ke Stasiun Bogor, mengaku merasa nyaman selama menggunakan transportasi umum. Perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam terasa lebih ringan karena penumpang lain cepat memberi kursi, bahkan di jam-jam sibuk. “Kalau di kereta, penumpang pasti ngerti . Saya selalu dikasih duduk kalau pulang pergi Jakarta ke Bogor,” tuturnya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (93.8%)