Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pesisir Selatan, Purworejo
Kasus: kebakaran, covid-19
BPBD Purworejo Siapkan SE Terkait Potensi Gempa Megathrust, Imbau Cek Gedung Berkala Regional 9 September 2024
Kompas.com
Jenis Media: Regional
BPBD Purworejo Siapkan SE Terkait Potensi Gempa Megathrust, Imbau Cek Gedung Berkala Tim Redaksi PURWOREJO, KOMPAS.com- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah menyiapkan surat edaran untuk organisasi perangkat daerah (OPD) agar melakukan langkah antisipasi jika terjadi bencana alam. Surat edaran itu masih diajukan ke Bupati untuk mendapatkan persetujuan. Hal ini diambil menanggapi adanya potensi gempa megatrusht dan tsunami di pesisir pantai selatan. Dalam surat yang tengah diajukan tersebut, BPBD mengimbau agar perangkat daerah melakukan pengecekan bangunan gedung yang dimiliki. “OPD harus sering ngecek bangunan, karena saat gempa yang membahayakan adalah gedung,” kata Kepala Pelaksana BPBD Purworejo Dede Yeni Iswantini Senin (9/9/2024). Menurutnya, pengecekan gedung itu penting karena saat terjadi bencana menjadi pemicu utama jatuhnya korban jiwa. Apalagi dibandingkan jenis bencana yang lain, gempa bumi lebih sulit diprediksi. “Tentu beda dengan banjir yang bisa terbaca, katakan ada hujan beberapa jam ataupun longsor yang sudah diwarning oleh alam,” tambahnya Dalam surat edaran yang sedang disiapkan juga menyebutkan untuk membuat rambu evakuasi dan titik kumpul di areal perkantoran. Salah satu yang sudah dilakukan adalah KPU Purworejo dimana setelah menggelar simulasi, mereka menindak dengan membuat jalur evakuasi. “Kami harapkan perkantoran juga segera melakukan hal itu, jadi karyawan akan paham jalur yang sudah ditentukan dan tidak terjadi tabrak-tabrakan,” katanya. BPBD sendiri hingga saat ini sudah melakukan serangkaian langkah mitigasi bencana dengan menggelar pelatihan dan simulasi. Hal lainnya adalah sudah memasang 24 early warning sistem (EWS) di sepanjang pesisir selatan Purworejo. ”Khusus untuk EWS ini setiap tanggal 26 kita bunyikan untuk pengecekan kesiapan alat,” tambahnya. Dede Yeni juga mengatakan megatrust yang marak belakangan ini merupakan potensi, namun hal tersebut juga perlu mendapatkan perhatian bersama. Sementara itu BPBD kini telah menggunakan aplikasi untuk mencatat dan mengumpulkan data bencana yang ada di Kabupaten Purworejo. Selain fokus pada penanganan bencana, BPBD Kabupaten Purworejo kini terus berupaya memitigasi jika terjadi tsunami pasca gempa megatrusht. Aplikasi itu dinamai E-SISKA yang merupakan akronim dari Sistem Informasi Kebencanaan. Aplikasi ini memunculkan peta daerah mana saja yang masuk daerah dengan potensi kerusakan tertinggi jika terjadi tsunami. Kabid rehabilitasi dan rekonstruksi BPBD Kabupaten Purworejo Sutijoso Brahmanto mengatakan E-SISKA adalah aplikasi berbasis web. Aplikasi ini berisi tentang semua data serta peta kebencanaan yang sedang dan telah terjadi di Kabupaten Purworejo. Informasi tentang bencana banjir, kekeringan, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran, cuaca ekstrem hingga informasi COVID-19 dapat diakses di sini. "Untuk peta rawan bencana ini sangat perlu kita sosialisasikan, hal ini untuk memitigasi bencana. Kemarin sudah ada edaran dari pemprov jateng soal adanya potensi gempa megatrusht yang bisa menyebabkan tsunami setinggi 30 meter. Untuk itu peta yang ada di E-SISKA ini diharapkan menjadi mitigasi yang baik," kata Brahmanto. Mantan lurah Semawung Daleman, Kutoarjo ini menambahkan, aplikasi ini pun terkoneksi dengan twitter serta situs web Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dengan demikian, perkembangan cuaca di setiap wilayah selalu terupdate setiap saat. "Data terkait encana alam meliputi bencana Banjir, Banjir Bandang, Kekeringan, Tanah Longsor, cuaca ekstrem dan kebakaran lahan, tsunami, gempa bumi ada di aplikasi ini," katanya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (99.9%)