Sentimen
Positif (66%)
20 Agu 2024 : 06.31
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Sumur Bor 207 Meter Atasi Krisis Air Bersih di Perkampungan di Jombang Surabaya 20 Agustus 2024

20 Agu 2024 : 06.31 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Sumur Bor 207 Meter Atasi Krisis Air Bersih di Perkampungan di Jombang Tim Redaksi JOMBANG, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, warga Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang , Jawa Timur, terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih . Setiap musim kemarau tiba, perkampungan tersebut selalu dilanda krisis air bersih , sehingga memerlukan pasokan air bersih dari luar maupun dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Namun, menurut Hudah Susanto, warga Dusun Wonorejo, bencana tahunan itu kini tidak lagi dirasakan oleh penduduk. Dia menuturkan, sejak tahun 2022, perkampungan yang dihuni oleh penduduk sebanyak 70 kepala keluarga (KK) tersebut tak lagi memerlukan bantuan air bersih. “Dulu waktu kemarau memang selalu kekurangan (krisis air bersih). Tapi sekarang sudah tidak lagi,” kata Hudah, kepada Kompas.com , Senin (19/8/2024). Dia menjelaskan, untuk menangani krisis air bersih di Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, memeroleh bantuan pembangunan sumur bor lewat fasilitasi program Pamsimas, pada 2019. Namun, sumur bor yang dibangun kala itu tidak berfungsi dengan baik. Sumur bor tersebut juga tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga saat musim kemarau. Kepala Desa Ngrimbi, Samsul Hadi mengungkapkan, sumur bor itu tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih saat musim kemarau, meski sudah dibor hingga kedalaman 99 meter. Alhasil, krisis air bersih pada musim kemarau tetap dialami warga, sehingga mereka masih memerlukan suplai air bersih dari BPBD Kabupaten Jombang. Dia menuturkan, mengingat pentingnya kebutuhan air bersih untuk warga Dusun Wonorejo, Pemerintah Desa Ngrimbi mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sumur bor yang bersumber dari Dana Desa (DD). Setelah asesmen pada akhir tahun 2021, pembangunan sumur bor kemudian dilakukan pada 2022 dengan anggaran sebesar Rp 93 juta yang bersumber dari Dana Desa (DD). “Karena yang pertama tidak berfungsi, kami kemudian melakukan asesmen dan memutuskan untuk mengebor ulang. Alhamdulillah , yang kedua berhasil,” ungkap Samsul. Pantauan Kompas.com , titik pengeboran untuk mendapatkan air bersih berada tidak jauh dari titik pengeboran yang pertama pada 2019. Jarak antar titik sekitar 10 meter. Ada pun tandon air yang digunakan untuk menampung hasil pengeboran, menggunakan penampungan yang sama. Letaknya berada di seberang jalan berjarak sekitar 20 meter dari titik pengeboran. Air dari penampungan tersebut kemudian dialirkan ke rumah-rumah penduduk di Dusun Wonorejo, dengan menggunakan pipa. Samsul mengungkapkan, pengeboran untuk mendapatkan air bersih pada 2022 dilakukan hingga kedalaman 207 meter. Hasilnya memuaskan dan bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk penduduk. Untuk menghasilkan air bersih secara kontinu dari sumur bor tersebut, diperlukan daya listrik sebesar 55.000 watt. Biayanya pun cukup besar. Namun, kata Samsul, persoalan tersebut akhirnya mampu diselesaikan warga secara mandiri, dengan cara iuran bulanan. “Kebutuhan listrik sekitar Rp 2-2,5 juta per bulan. Untuk menutup biaya itu, warga melakukan iuran mandiri,” kata Samsul. Koordinator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Pepy Stevi Maria mengakui, beberapa tahun terakhir terjadi penurunan permintaan droping air bersih dari beberapa desa yang terdampak kekeringan. Pada musim kemarau tahun ini, ujar dia, terdapat enam wilayah yang menjadi pantauan karena berpotensi terdampak kekeringan hingga menyebabkan krisis air bersih. “Tapi sampai dengan hari ini, kondisi keseluruhan wilayah masih aman dan tidak ada yang kekurangan air bersih,” ungkap Pepy. Ada pun wilayah yang berada dalam pantauan tetapi belum mengonfirmasi persoalan krisis air bersih adalah Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Dusun Klitih, Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, serta Dusun Serning, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng. Wilayah berikutnya, yakni Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, serta Desa Marmoyo, di Kecamatan Kabuh. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (66.7%)