Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bogor, Cibubur
Kasus: covid-19
Indonesia Shopping Festival 2024 Berakhir, Lampaui Target 100 Juta Pengunjung Megapolitan 19 Agustus 2024
Kompas.com
Jenis Media: Metropolitan
Indonesia Shopping Festival 2024 Berakhir, Lampaui Target 100 Juta Pengunjung Tim Redaksi BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyebut Indonesia Shopping Festival 2024 yang berlangsung pada 8-19 Agustus 2024 di lebih dari 350 mall di Tanah Air melebihi target 100 juta pengunjung. "Data masih kami kumpulkan karena baru tutup kemarin, tapi kelihatannya tercapai. Seperti di Pemilu ada quick count, pengunjung Indonesia Shopping Festival terlihat melebihi 100 juta. Saya bisa perkirakan 110 juta pengunjung," kata Alphonzus kepada Kompas.com di Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor, Senin (19/8/2024). Jumlah tersebut jauh lebih banyak daripada Indonesia Shopping Festival 2023. Banyaknya acara yang dibuat pusat-pusat belanja di Indonesia disebut menjadi salah satu faktornya. "Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia ini saya kira cukup istimewa karena ada ibu kota baru dan menjelang pemerintahan baru. Jadi, banyak pusat belanja yang bikin program acaranya cukup agresif," ujar Alphonzus. Meski begitu, meningkatnya jumlah kunjungan tak dibarengi dengan peningkatan transaksi belanja. Pada konferensi pers Indonesia Shopping Festival 2024, APPBI menargetkan jumlah transaksi Rp 25 triliun se-Indonesia. Alphonzus menyebut angka itu tercapai, tapi tidak bisa melebihi target karena daya beli masyarakat menengah ke bawah sedang terganggu. "Transaksi datanya juga masih kami kumpulkan dari seluruh indonesia. Namun, kelihatannya transaksi Rp 25 triliun tercapai. Kami sebetulnya berharap lebih tinggi, tapi sepertinya tidak bisa, ya sesuai target lah," ujar dia. Alphonzus mengatakan, daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah saat ini memang sedang menurun. "Saya kira (bukan karena Covid-19), justru terjadinya tahun ini, baru-baru ini. Sebetulnya sudah ada tren kenaikan pada pertengahan 2022, terus naik pada 2023. Kami perkirakan 2024 masih naik, tetapi memasuki tahun ini terlihat beberapa kendala pada daya beli yang menurun," ucap Alphonzus. Dari kacamata Alphonzus sebagai pengusaha, daya beli kelas menengah ke bawah menurun salah satunya karena regulasi pemerintah yang tak kondusif yang juga berdampak pada industri retail. "Pemerintah banyak membuat regulasi tidak kondusif bagi industri retail, sehingga gangguan-gangguan itu yang menyebabkan transaksi atau pun kinerja pada 2024. Tetap akan lebih baik dari 2023, tapi kami menyebutnya single digit, tidak akan double digit . Ini bukan karena Covid-19, lebih karena kendala-kendala dan kondisi di dalam negeri yang tidak kondusif," ucap dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (91.4%)