Chicago, Beritasatu.com - Harga emas bertahan stabil pada Jumat (9/8/2024) setelah kenaikan tajam pada hari sebelumnya, didukung penurunan imbal hasil Treasury AS, karena investor semakin yakin Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada September.

Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi US$ 2.422 per ons, setelah naik 1,9% pada Kamis (8/8/2024). Sedangkan harga emas berjangka AS tetap stabil di US$ 2.462.

Emas melemah sekitar 0,8% sepanjang pekan ini, penurunan mingguan terbesar sejak 7 Juni. Harga emas turun sebanyak 3% pada Senin (5/8/024) setelah investor melikuidasi posisi seiring aksi jual di bursa saham.

“Dalam jangka menengah, prospek emas tetap positif, penurunan hanya sebentar karena faktor-faktor ekonomi makro,” kata analis pasar di MarketPulse by Oanda, Zain Vawda dilansir CNBC International.

Dia mengatakan data klaim pengangguran AS meredakan kekhawatiran resesi, sehingga mendorong harga emas. Selain itu, komentar The Fed minggu ini mendukung gagasan pemotongan suku bunga kemungkinan segera dilakukan.

Sementara dolar turun 0,1% terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang di luar dolar.

Sejalan dengan itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun menurun. Para pembuat kebijakan Fed semakin yakin inflasi sudah mereda sehingga memungkinkan pemangkasan suku bunga.

Investor juga mencermati indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis minggu depan sebagai pijakan kebijakan The Fed. “Kami mempertahankan pandangan positif terhadap emas sebagai lindung nilai diversifikasi terhadap gejolak aset lain,” kata Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen.

Jika Federal Reserve memangkas suku bunga paling cepat bulan depan, investor yang sensitif terhadap suku bunga kemungkinan akan kembali berinvestasi pada emas.

Sementara harga perak turun 0,9% menjadi US$ 27,29 per ons, platinum turun 0,9% menjadi US$ 922,05, dan paladium turun 1,3% menjadi US$ 910,25.