Dasarnya, kata Zulham, Andi Sudirman punya track record bagus saat menjabat sebagai Gubernur Sulsel, khususnya dalam hal pemulihan ekonomi. Sedangkan Fatmawati Rusdi dikenal pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Makassar mendampingi Moh Ramdhan Pomanto.

”Kemarin kami sangat kagum dengan kinerja beliau (Andi Sudirman) saat menjadi gubernur, apalagi dalam hal pemulihan ekonomi. Ini juga yang disampaikan Pak Ketum, dia dan Andi Sudirman sering ketemu, waktu pasca covid, pemulihan ekonomi,” imbuhnya.

Pada masa-masa itu, Zulham menjelaskan bahwa Airlangga menaruh perhatian besar kepada Andi Sudirman. Sebab Sulsel juga menjadi salah satu daerah terbaik dalam hal pemulihan ekonominya.

”Memang saat itu Sulsel menjadi salah satu daerah yang terbaik dalam hal menopang pemulihan ekonomi nasional. Itulah alasan lain kenapa Golkar memilih Andi Sudirman,” ucapnya.

Zulham juga menegaskan, saat ini Andi Sudirman tidak berstatus sebagai kader Golkar. Namun kata dia, jika adik Mentan RI Amran Sulaiman itu bersedia menjadi kader, maka Golkar akan membuka pintu seluas mungkin.

”Kalaupun beliau mau menjadi kader, ya alhamdulillah, itu kan hak politiknya orang. Tetapi sampai saat ini, Pak Andi Sudirman belum (menjadi kader Golkar),” ungkapnya.

Kader senior Partai Golkar, Mohammad Roem sebelumnya sudah menyampaikan bahwa keputusan ini cukup disayangkan. Sebab, Golkar tidak pernah kekurangan kader dan selalu ambil bagian dalam setiap kontestasi politik.

”Sebenarnya Golkar banyak kader potensial, baik 01 maupun 02. Hanya saja perlu ada yang mendorong, di situ lah peran organisasi. DPD I harus dorong kadernya ke DPP. Kalau DPD I berusaha keras menyokong, pasti DPP akan mempertimbangkan itu,” ujarnya.