Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Kimia Farma
Kab/Kota: Tangerang, Andalusia
Plt Kepala BPOM Ungkap Produksi BBO Dapat Turunkan Impor 1,5 T
Beritasatu.com
Jenis Media: Nasional
Jakarta, Beritasatu.com - Merebaknya isu pada industri kesehatan membuat pertemuan lintas stakeholder menjadi relevan dan penting untuk dilakukan. Plt Kepala BPOM Rizka Andalusia mengapresiasi B-Universe atas inisiatifnya untuk mengadakan focus group discussion (FGD) untuk memperlancar komunikasi dan menelurkan gagasan positif bagi industri kesehatan Tanah Air.
Rizka yang juga menjabat sebagai direktur jenderal kefarmasian dan alat kesehatan Kementerian Kesehatan menjelaskan situasi yang dihadapi BPOM, tantangan, serta peluang yang dimiliki oleh sektor kesehatan Indonesia di masa depan.
"Terjadi pergeseran dari apa yang menjadi program dari pemerintah, kemudian apa yang kita ingin agar ada keterlibatan dari masyarakat juga, dan juga literasi didukung pada masyarakat. Jadi, hari ini B-Universe sudah mengumpulkan berbagai stakeholder yang terkait dengan industri farmasi dan alat kesehatan. Yang kita sama-sama ingin mencapai tujuan kemandirian di sektor kefarmasian dan alat kesehatan," ucap Rizka seusai FGD di HQ B-Universe di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (7/8/2024).
Salah satu poin yang dibahas oleh Rizka pada pertemuan hari ini adalah peluang pertumbuhan investasi alat kesehatan. Diketahui rata-rata pertumbuhan investasi industri alat kesehatan pada 2021-2023 mencapai 731% dengan total nilai investasi industri alat kesehatan sebesar Rp 1,6 triliun.
Rizka juga menyoroti usaha BPOM dan pelaku industri kesehatan untuk mengembangkan industri bahan baku obat (BBO) dalam negeri untuk menekan impor. Rizka menyebut terdapat potensi penurunan impor sebesar 21,54% atau senilai Rp 1,5 triliun apabila Indonesia dapat memproduksi 22 BB0.
"Ada 10 bahan baku obat prioritas yang kita sudah pilih, itu kalau misalnya termanfaatkan seluruhnya untuk industri farmasi Indonesia, maka akan terjadi penurunan 19,5% dari nilai impor atau Rp 1,5 triliun. Nah, itu harapannya di tahun ini bisa tercapai, sehingga tahun depan terjadi penurunan nilai impor tersebut. Kalau tahun ini terjadi dilakukan chain source atau kemanfaatan bahan baku obat tersebut, maka diharapkan tahun depan terjadi penurunan sebesar 1,5 triliun," tambah Rizka.
Diketahui, saat ini BPOM tengah menyusun regulatory impact assesment bersama Kementerian Perindustrian yang akan digunakan sebagai dasar untuk pengaturan tata niaga impor BBO. Jika berhasil, maka ini menjadi bagi peluang bagi sektor swasta nasional untuk unjuk gigi.
"Ya, pasti oleh pihak swasta. Jadi bahan baku obatnya sudah diproduksi oleh dua produsen bahan baku obat dalam negeri saat ini. Ada Kimia Farma, kemudian ada Brightgene. Nah, bahan baku tersebut jika dimanfaatkan oleh industri farmasi kita dalam negeri, itu akan sangat-sangat bermanfaat untuk menurunkan nilai impor bahan baku obat," pungkasnya.
Sentimen: positif (93.8%)