300.000 Pasien RI Wafat Setiap Tahun, Menkes Budi: Indonesia Perlu Dokter Asing
Beritasatu.com
Jenis Media: Hiburan
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jumlah pasien meninggal dunia yang tinggi akibat tak tertangani oleh dokter. Bahkan, sebanyak 300.000 pasien harus meninggal dunia setiap tahun karena hal itu. Menghadapi hal ini, pemerintah membuka peluang untuk mendatangkan dokter asing melayani masyarakat Indonesia.
Menurut Budi, jumlah dokter di Indonesia masih kurang dibandingkan jumlah pasien yang perlu ditangani. Oleh karena itu, dia menilai, rencana mendatangkan dokter asing buka praktik ke Indonesia perlu segera terealisasi.
"Kita enggak bisa menunggu. Menunggu setahun, 300.000 jiwa mati. Dosa kita, karena itu banyak banget," ungkap Budi, saat ditemui seusai acara Investor Daily Roundtable bertajuk "Kemenkes Dobrak Industri Kesehatan di Indonesia", di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Budi menilai, rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia dilakukan demi kepentingan masyarakat Indonesia. Dia bercerita banyak menemui kasus pasien tak tertolong berujung meninggal dunia.
"Datanya bisa saya buka, bahwa setiap tahun itu sebanyak 300.000 orang meninggal. Itu yang tercatat, yang tidak tercatat, maka bisa lebih banyak lagi. Meninggal karena penyakit stroke itu 300.000 jiwa, jantung itu 250.000 jiwa. Padahal, kita tahu, kalau orang kena serangan jantung stroke, di bawah 4,5 jam tertangani, itu 90% persen sembuh. Jadi kan itu menunjukkan bahwa mereka enggak tertangani. Lalu saya tanya, kenapa? Karena enggak ada dokter. Jadi ini masalah menyelamatkan nyawa," urainya.
Budi menyampaikan, izin praktik bagi dokter asing ini sifatnya sementara. Dia menegaskan, keberadaan dokter asing hanya untuk mengisi kekosongan jumlah dokter di Indonesia, bukan untuk merebut pasar dan daya saing dokter lokal di negeri sendiri.
"Ini kan mereka (dokter asing) enggak akan selamanya tinggal di sini. Nanti, kalau dokter Indonesia jumlahnya sudah naik, dokter Indonesia pasti akan jauh lebih kompetitif. Namun, sekarang jumlahnya saja yang enggak cukup," pungkasnya.
Sentimen: negatif (100%)