Sentimen
Negatif (100%)
6 Agu 2024 : 19.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bekasi, Gambir

2 Kelompok Warga Gambir Bentrok karena Anak Tonjok Ayah Tiri Megapolitan 6 Agustus 2024

6 Agu 2024 : 19.20 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

2 Kelompok Warga Gambir Bentrok karena Anak Tonjok Ayah Tiri Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak dua kelompok warga di Gambir, Jakarta Pusat, bentrok pada Sabtu (3/8/2024) lalu. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 23.00 WIB setelah warga sudah terlelap. Ketua RT 03 Sunardi mengatakan, bentrokan terjadi di wilayahnya usai cekcok antarwarga karena persoalan keluarga. "Sebenarnya, ini tuh urusan keluarga. Jadi, ada salah satu warga itu memang rumah tangganya sudah pisah lama. Terus, dia ada pasangan baru, tapi masih ke sini," ujar Sunardi saat ditemui di rumahnya di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024). Ada perempuan berinisial SI yang merupakan istri sah warga berinisial SO. Namun, mereka berdua sudah lama pisah rumah. SO sudah pindah ke Bekasi. SI dan SO punya empat orang anak. Ada tiga anak yang tinggal bersama SI di Jakarta Pusat, sementara anak satu lagi ikut ayahnya pindah ke Bekasi. Namun, setiap akhir pekan dan libur sekolah, anak itu pulang ke rumah ibunya. Sebenarnya, SO masih sering datang ke Gambir untuk menjemput anaknya. Namun, entah karena masalah apa, terjadi perkelahian pada Sabtu lalu. Saat itu, suami siri SI yang berinisial C ditonjok oleh dua anak SI. Sunardi tak tahu menahu pemicu perkelahian itu. Pasalnya, sebelumnya tidak pernah ada konflik. Namun, obrolan antara suami sah dan suami siri itu disebut-sebut membuat anak-anak SI marah sampai menonjok ayah tiri mereka. Sunardi mengatakan, meski disebut ayah tiri, C tidak tinggal serumah dengan SI. C disebutkan tinggal di RT 07. "(Habis ditonjok) C pulang ke rumahnya. (Kembali ke RT 03) diikuti massa. Dia (C) sama keluarganya ke sini, menyerang ke sini," jelas Sunardi. Saat itu, pos Sekretariat RT pun sedang ramai. Setiap malam minggu, tempat tersebut memang menjadi tempat warga menongkrong. "Kan malam minggu nongkrong di sini, (warga RT 03) merasa enggak senang kampung mereka diserang. Ribet (kasus ini). Kita akhirnya kalang kabut," imbuh Sunardi. Situasi memanas lantaran warga dari tempat tinggal C membawa senjata tajam seperti celurit. Tak hanya itu, warga pun saling lempar batu, botol, bahkan gelas. Sunardi dan Ketua RW 04 sibuk ke sana kemari untuk mengamankan warga. Pasalnya, peristiwa ini tidak hanya melibatkan anak-anak muda, tetapi juga ibu-ibu. "Kalau laki-laki berantem, gampang selesainya. Kalau ibu-ibu ikutan, pusing saya," tambah dia. Bahkan, Sunardi sempat dibentak oleh ibu-ibu tetangga C. Situasi baru terkendali setelah polisi datang dan memecah keributan. Beberapa orang dibawa ke Polsek Gambir untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Mereka adalah SI, SO, C, serta Sunardi selaku ketua RT. Ketua RW setempat pun diminta ikut ke polsek. Sunardi mengatakan, peristiwa ini dinyatakan selesai karena pasangan suami istri itu mau berdamai. Namun, kenyataannya, masalah belum selesai. C masih meminta agar dapat bertemu kedua anak SI yang menonjoknya. Namun, pertemuan ini belum terjadi. Selaku ketua RT, Sunardi pun menyayangkan bentrokan yang terjadi. Pasalnya, pihak-pihak yang bermasalah adalah orang-orang yang sudah berumur. SI, SO, dan C sudah berumur 50 tahun ke atas. Bahkan, sudah punya cucu. Berdasarkan video yang disebar melalui akun instagram @info_sawahbesar, terlihat sejumlah warga saling lempar batu. Beberapa warga juga mengambil bendera merah putih yang dipasang di pagar pembatas tengah jalan. Sementara, warga yang menyaksikan tampak histeris dan berteriak meminta bentrokan dihentikan. "Hei, sadar! Hoy, sadar, hoy," ucap salah satu warga dalam video tersebut. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)