Sentimen
Positif (99%)
3 Agu 2024 : 16.26
Informasi Tambahan

Kasus: stunting

Partai Terkait

Hashim: SDA Indonesia Melimpah tetapi Rakyatnya Kurang Pendidikan, Gizi, dan Papan

3 Agu 2024 : 16.26 Views 14

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Nasional

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia memiliki daya alam (SDA) yang melimpah, tetapi rakyatnya tidak hidup dalam kemakmuran. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, kondisi tersebut membuat Indonesia seperti paradoks.

“Indonesia punya semuanya, kita punya air, tanah, cahaya matahari, tetapi rakyat kita sebagian besar masih kurang pendidikan, kesehatan, gizi, dan papan,” katanya dalam pidato di acara dialog nasional di gedung LPP RRI, Jakarta Pusat pada Sabtu (3/8/2024).

Hashim menjelaskan, kekayaan SDA yang selama ini dimiliki Indonesia belum mampu dikelola dengan baik. Sebagian besar masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan karena belum menikmati potensi kekayaan alam secara maksimal.

Hashim juga membandingkan Indonesia dengan negara lain, seperti Korea Selatan. Negeri ginseng itu disebut tidak memiliki SDA yang melimpah, seperti iklim yang tidak kondusif dan tanah kurang subur.

“Namun, dengan kondisi yang tidak kondusif, bangsa Korea Selatan saat ini bisa mendapatkan pendapatan 10 kali lipat per kapita dibandingkan Indonesia,” ungkapnya.

Hashim mengatakan, paradoks tersebut masih menjadi permasalahan bangsa Indonesia hingga saat ini. Alasan itulah yang menggiring Prabowo dan Hashim terjun ke dunia politik dengan tujuan mengubah nasib bangsa.

“Ini (paradoks) saya bahas dengan Prabowo Juni 2006, belum ada Gerindra, saya belum masuk politik waktu itu,” ungkapnya.

Adik Prabowo itu turut memaparkan temuan mengenai tingkat stunting di Indonesia sebesar 30% pada 2006. Sementara itu, pada daerah tertentu, NTT memiliki tingkat stunting sebesar 56%, sedangkan Jawa Timur 48-52%.

Namun, dengan mandat yang diberikan kepada Prabowo-Gibran, diharapkan akan ada harapan baru terhadap permasalahan bangsa. Muncul peluang bagi pemerintahan selanjutnya untuk berupaya menanggulangi, mengatasi, serta menjawab paradoks yang terjadi di Indonesia.

“Saya semakin optimis dan yakin bahwa program makanan bergizi akan segera kita mulai dan wujudkan,” tutup Hashim.

Sentimen: positif (99.2%)