E-Commerce Indonesia Sumbang 40 Persen Pangsa Pasar di ASEAN
Beritasatu.com
Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, e-commerce Indonesia menyumbang 40% pangsa pasar di ASEAN. Saat ini Indonesia menjadi peringkat ke-2 negara dengan tujuan investasi digital terbesar di ASEAN dengan angka sebesar US$ 21,97 miliar.
“E-commerce Indonesia menyumbang 40% pangsa pasar di ASEAN, dan pada 2023 kita mencapai US$ 77 miliar. Bonus demografi yang mempunyai kemampuan teknologi ini mencapai 53% dari populasi,” ucap Airlangga dalam "Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia" di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis (1/8/2024).
Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dan mampu turut menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut tecermin dari beberapa pencapaian Indonesia di tingkat global, seperti kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking, dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi peringkat ke-45 pada 2023, peringkat ke-6 untuk start-up secara global, memiliki start-up inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di ASEAN, serta memiliki 15 unicorn dan dua decacorn yang sudah mendunia.
Dia mengatakan, dukungan dan fondasi yang kokoh sangat diperlukan untuk memastikan laju lokomotif ekonomi digital tetap stabil dan memberikan manfaat maksimal, seperti infrastruktur digital yang merata, talenta digital yang unggul dan adaptif, dukungan penuh bagi start-up dan UMKM, serta regulasi yang adaptif dan melindungi. Penguatan fondasi juga harus diikuti dengan peningkatan inklusi keuangan guna mendukung ketercapaian target inklusi keuangan.
Berbagai program, seperti QR code Indonesian standard (QRIS) juga terus didorong melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, kolaborasi pihak ketiga seperti program strive (Mastercard Indonesia) dan promise 2 impact (ILO) untuk meningkatkan akses layanan keuangan, serta perluasan literasi keuangan kolaborasi pemerintah, BI, OJK dan industri menjadi serangkaian upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai target inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024.
Langkah akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal. Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Indonesia sudah dipilih oleh Amerika Serikat (AS) dalam Indo Pacific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund, yang khusus untuk semikonduktor. Kedua adalah, ekosistem artificial intelligence.
“Hal ini untuk peningkatan R&D dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi,” terang Airlangga.
Pada akhir 2023 lalu, pemerintah juga telah menyelesaikan kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 agar sektor digital dapat berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara bertahap dan akan terus meningkat mencapai 20% pada tahun 2045.
Pada tingkat regional, Indonesia telah mencapai kesepakatan untuk mengembangkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) guna memajukan digitalisasi dan interoperabilitas.
Airlangga mengatakan DEFA merupakan satu-satunya kerja sama ekonomi digital dari seluruh region di dunia, dan ini menjadi percontohan juga di dalam pertemuan ministerial meeting di OECD. Jadi Indonesia diakui juga di tingkat global. Dengan program ini, diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah US$ 1 triliun akan naik menjadi US$ 2 triliun.
“Jadi ekonomi digital Indonesia pada 2030 yang diperkirakan US$ 360 miliar, itu akan naik menjadi US$ 600 miliar,” pungkas Airlangga.
Sentimen: positif (100%)