Sentimen
Cerita Kurir di Makassar Kena Tipu Saat PPDB, Uang Rp 6 Juta Raib Makassar 29 Juli 2024
Kompas.com
Jenis Media: Regional
Cerita Kurir di Makassar Kena Tipu Saat PPDB, Uang Rp 6 Juta Raib Tim Redaksi MAKASSAR, KOMPAS.com - Pria bernama Zulkiflinuh (33) yang kesehariannya bekerja sebagai kurir barang mengaku menjadi korban dugaan penipuan pada Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) di Kota Makassar , Sulawesi Selatan ( Sulsel ). Pria yang kerap disapa Zulkifli itu pun mengalami kerugian kurang lebih Rp 6 juta dan saat ini telah melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Mapolrestabes Makassar pada Sabtu (27/7/2024) lalu. Kejadian ini berawal saat dia mendaftarkan sang adik untuk masuk ke salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Makassar melalui jalur zonasi dan prestasi. Namun, sang adik bernama Nur Almira Bahri tetap tidak dinyatakan lulus. Zulkifli pun mencari cara agar adiknya agar bisa melanjutkan jenjang pendidikannya. Zulkifli pun akhirnya meminta bantuan ke temannya untuk dicarikan orang yang bisa membantu permasalahan sang adik. Zulkifli pun diarahkan untuk menghubungi salah seorang oknum yang disebut bekerja di Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel berinisial AFM. "Di situ saya minta rekomendasi untuk masuk adikku bisa masuk di SMA 2 karena tidak lulus jalur prestasi dan zonasi," jelas Zulkifli kepada awak media, Senin (29/7/2024) siang. Setelah intens berkomunikasi, terlapor AFM pun meminta uang senilai Rp 2 juta kepada Zulkifli agar dapat menyisakan kouta di sekolah yang diinginkan adik Zulkifli. "Saya percaya dan transfer uangnya, tapi saat pengumuman, nama adikku tidak ada," jelasnya. Mendapatkan hal tersebut, Zulkifli pun mencoba kembali menghubungi AFM guna mengkonfirmasi status sang adik yang masih belum dinyatakan lulus. Saat itu, AFM berkilah bahwa adik Zulkifli bisa diluluskan jika melunasi sisa pembayaran. Jika sudah lunas, sang adik pun dijanjikan akan diterima pada 8 Juli 2024. Tanpa pikir panjang, Zulkifli pun kembali mengirimkan tambahan dana kepada AFM. "Saya sudah memberikan total Rp 6 juta, tetapi adikku masih belum diterima. Saya mulai ragu ketika dia meminta uang lagi sebesar alasan pihak sekolah memintanya," bebernya. Sampai akhirnya Zulkifli terpaksa harus meminjam dana tambahan guna kelancaran pendidikan sang adik. Kata Zulkifli dana tambahan itu diminta AFM untuk diserahkan ke pihak sekolah. "Itu sudah lewat dari perjanjian karena awalnya (perjanjian) Rp 5 juta. Terus saya minta kepastiannya. Alasannya minta uang lagi (Rp 1 juta) karena pihak sekolah yang mengurus minta, tapi saat itu uangku sudah tidak ada, jadi saya pinjam," ucapnya. Kecurigaan Zulkifli dan keluarga pun muncul saat sang adik tetap dinyatakan tidak lulus. Zulkifli pun kemudian diarahkan kembali oleh AFM untuk menghubungi salah seorang guru berinisial YL. Zulkifli pun mencari informasi terkait sosok guru berinisial YL yang disampaikan AFM. Namun ternyata orang yang disebut YL tidak ada. "Saya bilang bagaimana ini, adikku tidak ada tanda tanda-tanda masuk. Terus dia bilang ada kontak saya kasih atas nama Pak YL guru katanya di sekolah itu. Tapi setelah kita cari tahu, katanya atas nama pak YL tidak ada," bebernya. Akibatnya, adik Zulkifli kini tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Dia dan pihak keluarga hanya bisa berharap agar sang adik tetap bisa bersekolah dan pelaku penipuan bisa ditangkap. "Sekarang sudah tidak sekolah. Harapanku, adikku sekolah dan polisi juga bisa amankan pelaku, siapa tau ada korbannya yang lain juga," tandasnya. Sementara, Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin membenarkan laporan polisi yang dibuat Zulkifli. Tapi untuk saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Terkait laporan tersebut sementara dalam proses, kita akan panggil yang terkait untuk dimintai keterangan dan juga mengumpulkan bukti-bukti. Kita masih proses penyelidikan," kata Wahiduddin. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (87.7%)