Sentimen
Positif (98%)
29 Jul 2024 : 17.26

Memahami Kebaya Pakem dan Moderen Menurut Didiet Maulana

29 Jul 2024 : 17.26 Views 6

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Hiburan

Jakarta, Beritasatu.com - Banyak orang menyukai kebaya karena keanggunan dan kekayaan budaya yang melekat padanya. Desainer Didiet Maulana menjelaskan tentang aturan atau pakem dalam berkebaya yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat.

“Kebaya itu adalah busana yang memiliki bukaan depan,” kata Didiet dikutip dari Antara, Senin (29/7/2024).

Didiet yang telah berkarier di dunia mode selama bertahun-tahun dan meneliti kebaya selama enam tahun, menjelaskan bahwa kebaya mengikuti pakem yang sudah ada sejak awal kemunculannya.

Kebaya yang mengikuti pakem tersebut disebut kebaya klasik. Beberapa ciri dari kebaya klasik meliputi bukaan di bagian depan, penggunaan kancing, peniti, atau bros yang juga berfungsi sebagai aksesori, serta variasi panjang yang bisa berbeda-beda, dari sejajar dengan panjang lengan hingga mencapai lutut.

Selain itu, kebaya yang mengikuti pakem juga memiliki variasi di bagian bawah, baik potongan lurus atau lancip.

Sementara itu, pakaian yang mirip kebaya tetapi memiliki bukaan di bagian belakang bukanlah kebaya, melainkan baju kurung, menurut Didiet Maulana.

Meskipun demikian, Didiet mengakui bahwa perkembangan dunia mode saat ini, termasuk kebaya, telah mengalami banyak modifikasi.

“Namun, menurut saya, biarkan kebaya beradaptasi dengan tren fesyen yang ada. Budaya harus diintegrasikan dengan lembut dan damai, sambil tetap memperkenalkan aturan-aturan kebaya,” jelasnya.

Didiet juga menyoroti bahwa banyak generasi muda saat ini menunjukkan kebanggaan terhadap kebaya dengan cara dan selera mereka sendiri, meskipun tidak selalu mengikuti pakem kebaya klasik.

Hal ini, menurutnya, adalah pertanda positif bahwa generasi muda, terutama generasi Z, tidak malu untuk mengenakan dan memperkenalkan budaya mereka sendiri melalui kebaya.

“Untuk membawa kebaya kepada generasi muda, kita harus berbicara dengan bahasa mereka. Jadi, tidak masalah jika mereka bebas mengekspresikan diri dengan kebaya mereka,” pungkas Didiet.

Sentimen: positif (98.8%)