Hasil Tangkapan Nelayan di Perairan Teluk Jakarta Menurun Drastis akibat Jaring Dicuri Maling Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya pencurian jaring di perairan Teluk Jakarta membuat nelayan merugi karena hasil tangkapan menurun. "(Hasil tangkapan) menurun sekitar 75 persen," ucap Ketua Koperasi Sumber Nelayan Sinih saat diwawancarai Kompas.com, Senin (29/7/2024). Biasanya, ketika jaring tidak hilang dicuri maling, para nelayan di perairan Teluk Jakarta bisa mendapat hasil tangkapan misalnya rajungan sebanyak 1-2 kuintal sehari. Namun, ketika jaring hilang, secara otomatis para nelayan tidak bisa mencari tangkapan laut hari itu. Pasalnya, untuk mendapatkan jaring kembali tidak bisa secara dadakan. Para nelayan harus memesan dan membayarnya terlebih dahulu baru bisa mendapatkan jaring. "Jaringnya kan dirakit dulu atau dipesan dan kalau pembayaran telat kan menunggu," ujar Sinih. Untuk menunggu jaring selesai dirakit, biasanya membutuhkan waktu yang lumayan lama. Biasanya, jika jaring tak kunjung ada, maka para nelayan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya terlebih dahulu. "Kalau jaringnya hilang kami menunggu sampai ada jaring, tapi kalau kelamaan kami pulang ke kampung karena istri menunggu kiriman dari suaminya," terang Sinih. Sebelumnya, puluhan nelayan mengeluh tentang jaringnya yang seringkali hilang akibat dicuri maling. Para nelayan sudah mengalami kehilangan jaring sejak 10 tahun lalu. Jika dihitung dari tahun 2021 saja, kerugian atas kehilangan jaring itu mencapai Rp 650 juta. Nelayan mengaku, sudah sering melakukan laporan ke pihak kepolisian, namun sampai saat ini belum juga ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, aksi pencurian jaring justru kian marak di Perairan Teluk Jakarta dan sudah dilakukan secara terang-terangan di siang hari. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.