Sentimen
Negatif (100%)
29 Jul 2024 : 08.46
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Kasus: Teroris, penembakan

Tokoh Terkait

Evakuasi 150 Pasien Anak Palestina ke UEA Ditunda, Israel Balas Dendam Diserang Hizbullah?

29 Jul 2024 : 08.46 Views 11

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu menunda evakuasi 150 anak Palestina yang sakit dan terluka dari Gaza ke Uni Emirat Arab (UEA). Demikian laporan dari lembaga penyiaran publik Israel pada hari Minggu, 28 Juli 2024.

Penundaan ini, menurut laporan, dipicu oleh serangan Majdal Shams yang diduga dilakukan Hizbullah, Lebanon. Dengan demikian, semakin lama untuk para korban perang itu mendapatkan perawatan layak di UEA.

“Sekelompok anak-anak yang sakit dari Gaza seharusnya berangkat ke UEA melalui Israel besok (hari ini, Senin, 29 Juli 2024), tetapi setelah insiden Majdal Shams, Perdana Menteri Netanyahu memerintahkan penundaan keberangkatan mereka,” kata otoritas penyiaran milik negara tersebut, dikutip dari Anadolu Agency.

Rencananya, keberangkatan anak-anak tersebut akan dilakukan melalui Pangkalan Udara Ramon Israel. Namun, sejak diumumkan perintah sang PM, pihak berwenang belum memberikan tanggal keberangkatan baru untuk anak-anak yang sakit itu.

Adapun, pihak UEA belum memberikan tanggapan apa-apa mengenai persoalan krusial ini.

Sebelumnya, Israel melaporkan adanya serangan Hizbullah di sebuah stadion yang terletak di Dataran Tinggi Golan. Berdasarkan data terakhir, serangan tersebut mengakibatkan 12 anak meninggal dunia dan lebih dari 30 orang luka-luka.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengakhiri kunjungannya ke AS dan kembali ke Israel sehubungan dengan serangan tersebut. Menteri Pertahanan menekankan bahwa Israel sedang mempersiapkan tanggapan.

Pada malam tanggal 28 Juli, penerbangan Israel melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon.

Kelompok Hizbullah sendiri mengaku bukan mereka yang mengirim serangan. Mereka menolak untuk bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Gedung Putih menyebut serangan di Dataran Tinggi Golan di Israel utara “mengerikan” sehingga Washington menekankan dukungan berkelanjutan untuk Israel.

Karena serangan itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein mengancam pihaknya akan mengobarkan perang dengan kelompok Hizbullah. Ia juga menambahkan bahwa rudal yang menghantam stadion adalah milik Iran.

“Pembantaian hari Sabtu merupakan pelanggaran garis merah yang dilakukan Hizbullah. Ini bukan tentara yang melawan tentara lain; melainkan organisasi teroris yang dengan sengaja menembaki warga sipil,” kata perwakilan MFA tersebut, dikutip dari Reuters, Minggu, 28 Juli 2024.

"Israel akan menggunakan hak dan kewajibannya untuk bertindak membela diri dan akan menanggapi penembakan tersebut," kata Marmorstein tegas. ***

Sentimen: negatif (100%)