PIKIRAN RAKYAT - Joe Biden mundur dari pencalonan Presiden AS dari Partai Demokrat. Pengumuman ini mengejutkan warga Amerika Serikat karena tidak lama setelah insiden penembakan Donald Trump saat berkampanye di Pennsylvania.

Berita mundurnya Joe Biden dari pemilihan presiden Amerika Serikat menarik perhatian para pemimpin di seluruh dunia. Dikutip Pikiran Rakyat dari Aljazeera, para pemimpin dunia telah menyampaikan reaksi mereka terhadap keputusan Biden untuk mengakhiri kampanye pemilihannya yang terhambat oleh kekhawatiran atas usia dan kebugarannya.

Beberapa pemimpin negara memberikan dukungan terhadap keputusan Joe Biden untuk mundur dari pencalonan presiden AS. Hampir seluruh negara yang merespons mundurnya Joe Biden, menyatakan dukungan dan afirmasi positif terhadap keputusannya. Berikut beberapa negara yang memberikan respons terkait mundurnya Joe Biden di pencalonan Presiden AS.

Israel

Presiden Israel Benjamin Netanyahu. Ronen Zvulun/Reuters

Presiden Israel, Isaac Herzog, berterima kasih kepada Joe Biden atas persahabatannya dengan Israel dan dukungannya selama puluhan tahun. Herzog menyebut Biden sebagai simbol ikatan yang kuat antara AS dan Israel, serta mengenang kunjungan Biden ke Israel di masa perang.

Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menghormati keputusan Biden yang dianggap keras tetapi kuat dan berterima kasih atas dukungan teguhnya dalam menghadapi invasi Rusia. Zelenskyy menyoroti peran Biden dalam membantu Ukraina di momen-momen sulit dan berharap kepemimpinan Amerika yang kuat akan terus berlanjut.

Kanada

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, memuji Biden sebagai "orang hebat" yang tindakannya selalu didasarkan pada kecintaan pada negaranya. Trudeau menyebut Biden sebagai mitra dan sahabat sejati bagi warga Kanada, serta mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin.

Rusia

Sementara itu, Rusia tidak terlalu peduli dengan mundurnya Joe Biden. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan, Moskow lebih fokus pada kemenangan perang di Ukraina daripada hasil pemilu AS. (Naufal Rafif Teddyantho/Telkom University)***