Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pesisir Selatan
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
Ancaman Gelombang 4 Meter, Nelayan Tradisional di Banten Memilih Tidak Melaut
Fajar.co.id
Jenis Media: Ekonomi
FAJAR.CO.ID, RANGKASBITUNG -- Nelayan yang biasa melaut di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia beberapa hari terakhir memilih tidak melaut. Cuaca ekstrem seperti angin kencang hingga gelombang tinggi menjadi ancaman.
Kondisi itu diakui sejumlah nelayan di TPI Tanjung Panto, Kabupaten Lebak. Nelayan mengatakan mereka sejak dua pekan terakhir ini tidak melaut, karena gelombang tinggi hingga 4 meter juga tiupan angin cukup kencang serta hujan lebat.
"Kami bersama nelayan di sini lebih baik tidak melaut akibat cuaca buruk itu," kata Ujang (45) seorang nelayan di TPI Tanjung Panto, Kabupaten Lebak
Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, sendiri meminta nelayan tradisional mewaspadai tinggi gelombang yang mencapai empat meter di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia. Hal itu perlu dilakukan guna menghindari kecelakaan laut.
"Kami sudah sampaikan peringatan tinggi gelombang 4 meter kepada nelayan tradisional agar mewaspadainya," kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah di Rangkasbitung, Lebak, dilansir jpnn, Minggu (21/7).
Penyampaian peringatan soal tinggi gelombang perairan selatan Banten dan Samudera Hindia itu dilakukan agar tidak menimbulkan kecelakaan laut. Sebab, tinggi gelombang empat meter bisa mengancam keselamatan nelayan tradisional.
Sebagian besar nelayan tradisional di pesisir selatan Banten dan Samudera Hindia menggunakan mesin motor tempel dengan perahu panjang 2,5 meter dan lebar 1,2 meter. Perahu nelayan tradisional dipastikan tidak tahan diterjang tinggi gelombang 4 meter dengan kecepatan angin 25 knot yang bergerak dari arah timur ke tenggara.
Sentimen: negatif (79%)